Banner 468 X 60

Senin, 23 Agustus 2010

Carilah Bekal Akhiratmu Di Bulan Yang Penuh Berkah

Buletin Islam Al Ilmu Edisi No:
33 / VIII / VIII / 1431

Para pembaca rahimakumullah,
semoga Allah Subhanallahu wa
Ta ’ala memudahkan kita semua
dalam melaksanakan semua
perintah-perintah-Nya, termasuk
dalam menunaikan ibadah puasa
Ramadhan tahun ini.
Bulan Ramadhan adalah suatu
kesempatan emas bagi kaum
muslimin untuk meraih berbagai
pahala, karena di bulan
Ramadhan banyak ibadah yang
bisa dilaksanakan disamping
ibadah puasa itu sendiri.
Di sisi lain, di bulan Ramadhan
kaum muslimin diberi
kemudahan oleh Allah
Subhanallahu wa Ta ’ala untuk
melaksanakan berbagai ibadah,
karena para setan pada bulan ini
dibelenggu, terkhusus setan yang
sangat durhaka. Sehingga
nampak semarak berbagai
kebaikan, dan sebaliknya
kejelekan berkurang. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
“Apabila Ramadhan telah tiba,
maka dibukalah pintu-pintu Al
Jannah (surga), dan ditutup
pintu-pintu An Na r (neraka),
serta para setan dibelenggu.”
(HR. Muslim)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam juga bersabda:
“Telah datang kepada kalian
Ramadhan yaitu bulan yang
diberkahi, pada bulan tersebut
Allah mewajibkan atas kalian
puasa, pada bulan tersebut
dibuka pintu-pintu langit dan
ditutup pintu-pintu neraka
Jahannam serta dibelenggu para
setan yang durhaka, di bulan itu
juga Allah mempunyai satu
malam yang lebih baik daripada
seribu bulan, barangsiapa tidak
mendapatkan kebaikannya maka
telah diharamkan (kebaikan
baginya). ” (HR. An Nasa’i)

Amalan-amalan ibadah di
bulan Ramadhan

Banyak ibadah yang
diperintahkan atau dianjurkan
untuk dilaksanakan di bulan
Ramadhan. Di antara ibadah-
ibadah tersebut adalah:

1. Shaum (puasa)
Puasa adalah salah satu rukun
dari rukun-rukun Islam.
Sehingga tidak sepatutnya
seorang muslim melalaikan
apalagi meninggalkannya.
Puasa juga mengandung sekian
keutamaan bagi siapa yang
melaksanakannya dengan ikhlas
dan sesuai dengan tuntunan
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam. Dia juga memperhatikan
syarat-syarat dan adab-adabnya.

Di antara keutamaan puasa
adalah:
1. Sebagai sebab diampuninya
dosa yang telah lalu
Hal ini sebagaimana telah
disabdakan oleh Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Barangsiapa berpuasa di bulan
Ramadhan karena iman dan
mengharap pahala hanya dari
Allah, maka diampuni dosanya
yang telah lalu. ” (HR. Al
Bukhari dan Muslim)
2. Shaum (puasa)
membentengi pelakunya dari
An Na r (Neraka)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda:
“Sesungguhnya Shiyam (puasa)
sebagai benteng, dengannya
seorang hamba dapat
membentengi dirinya dari An Nar
(neraka). Dia (puasa itu) untukku
dan Aku yang akan
membalasnya. ” (HR. Ahmad no.
14727)
3. Shaum mengantarkan
(pelakunya) ke dalam Al
Jannah (Surga)
Shahabat Abu Umamah
radliyallahu ‘anhu bertanya
kepada Rasulullah Shalallahu
‘ alaihi wa Sallam:
“Wahai Rasulullah, tunjukkan
kepadaku suatu amalan yang
dengan amalan tersebut aku bisa
masuk Al Jannah (surga )!” Beliau
` bersabda: “Wajib bagimu
untuk berpuasa, (karena) tidak
ada yang sebanding dengannya.”
(HR. An Nasa`i, Ibnu Hibban
dan Al Hakim)
4. Orang yang berpuasa akan
mendapatkan pahala dari
Allah Subhanallahu wa Ta ’ala
tanpa hisab (perhitungan)
5. Orang yang berpuasa akan
mendapatkan dua
kebahagiaan yaitu bahagia
ketika berbuka dan ketika
bertemu Allah diakhirat.
6. Bau mulut orang yang
berpuasa lebih baik bagi Allah
Subhanallahu wa Ta ’ala
daripada aroma misik
(kesturi)
Hal tersebut di atas sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadits Abu
Hurairah radliyallahu ‘anhu, ia
berkata: “Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Setiap amalan Bani Adam
dilipatgandakan. Satu kebaikan
dibalas dengan sepuluh kali
kebaikan sampai dengan tujuh
ratus kali lipat. Allah
Subhanallahu wa Ta ’ala
berfirman: “Kecuali shaum
(puasa). Maka sesungguhnya ia
(puasa) untuk-Ku dan Aku yang
akan membalasnya; dia (hamba)
meninggalkan syahwat dan
makannya karena Aku. Dan bagi
orang yang puasa ada dua
kebahagiaan yaitu ketika
berbuka dan bertemu Rabbnya.
Dan sungguh bau mulut orang
yang berpuasa lebih baik di sisi
Allah daripada aroma misik. ”
(HR. Muslim no. 1945)
7. Shaum (puasa) dan Al
Qur ’an memberi syafa’at
(dengan izin Allah) bagi
pelakunya
Sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam:
“Shiyam (puasa) dan Al Qur`an
keduanya memberi syafa’at bagi
hamba pada hari kiamat. Shaum
berkata: “Wahai Rabbku aku
telah mencegahnya dari makan
dan syahwat di siang hari, maka
izinkanlah aku memberi syafa ’at
padanya.’ Dan Al Qur`an
berkata: “Aku telah
mencegahnya dari tidur di waktu
malam, maka izinkanlah aku
memberi syafa ’at padanya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam melanjutkan: “Maka
keduanya (shaum dan Al
Qur`an) diizinkan untuk
memberi syafa ’at.” (HR. Ahmad
no. 6337)
8. Pintu Al Jannah (surga) “Ar
Rayyan” dikhususkan bagi
orang-orang yang berpuasa.
Termasuk salah satu keutamaan
shaum (puasa) Ramadhan, Allah
Subhanallahu wa Ta ’ala jadikan
bagi mereka yang berpuasa
pintu khusus untuk mereka di Al
Jannah (surga) yang diberi nama
Ar Rayya n. Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
dalam hadits yang diriwayatkan
dari shahabat Sahl bin Sa ’d
radliyallahu ‘anhu, beliau `
bersabda:
“Sesungguhnya di Al Jannah
(surga) ada sebuah pintu yang
disebut Ar Rayya n. Pada hari
kiamat kelak orang-orang yang
berpuasa akan memasuki Al
Jannah melalui pintu ini. Tidak
seorang pun selain mereka
masuk melalui pintu ini.
Dikatakan (kepada mereka): ‘Di
mana orang-orang yang
berpuasa ?’, maka mereka
bangkit (dan masuk). Tidak
seorang pun selain mereka
masuk melalui pintu ini. Ketika
mereka telah memasukinya,
ditutuplah pintu tersebut, maka
tidak seorang pun bisa
memasukinya.” (HR. Al Bukhari
no. 1763 dan Muslim no. 1947)
Dalam riwayat yang lain: “Maka
apabila telah masuk orang
terakhir dari mereka, ditutuplah
pintu tersebut. Dan barangsiapa
yang masuk dia akan minum dan
barangsiapa minum, maka tidak
akan pernah haus selamanya.
(HR. Ibnu Khuzaimah no. 1903)

2. Shalat Tarawih
Di antara ibadah yang sangat
dianjurkan untuk dilaksanakan,
terkhusus di bulan Ramadhan,
adalah shalat tarawih. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
“Barangsiapa menegakkan shalat
(Tarawih) di bulan Ramadhan
karena iman dan mengharap
pahala hanya dari Allah, maka
diampuni dosanya yang telah
lalu. ” (HR. Al Bukhari dan
Muslim)
Dan yang lebih utama, shalat
tarawih dilaksanakan secara
berjamaah menurut mayoritas
ulama, seperti Al Imam Asy
Syafi ’i, Al Imam Abu Hanifah, Al
Imam Ahmad, sebagian ulama
Malikiyah, dan yang lainnya.
(Lihat Syarah Shahih Muslim).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda:
“Sesungguhnya barangsiapa
mendirikan shalat bersama imam
(secara berjamaah) hingga selesai
ditulis baginya seperti shalat
semalam suntuk. ” (HR. At
Tirmidzi)

3. Qira’atul Qur’an (membaca
Al Qur’an)
Hendaknya orang yang sedang
menunaikan ibadah puasa
menyibukkan dirinya dengan
ibadah-ibadah yang lainnya,
seperti dzikir, qira ’atul Qur’an,
shadaqah, dan berbuat baik
kepada orang lain. Demikianlah
yang dicontohkan oleh
junjungan kita Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam,
sebagaimana dikisahkan oleh
Ibnu ‘Abbas radliyallahu
‘anhuma:
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam adalah manusia yang
paling bersemangat terhadap
kebaikan. Dan (beliau Shalallahu
‘ alaihi wa Sallam) lebih
bersemangat (dibanding
biasanya-pen) ketika Malaikat
Jibril ‘alaihissalam datang
menemuinya di bulan
Ramadhan. Dan Malaikat Jibril
‘ alaihissalam biasa menemui
beliau Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam di setiap malam selama
bulan Ramadhan hingga akhir
bulan. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam membacakan kepadanya
Al Qur`an. Maka ketika Jibril
‘ alaihissalam menemuinya, Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam lebih
bersemangat terhadap kebaikan
(lebih kencang) daripada angin
yang berhembus. ” (HR. Al
Bukhari no. 1769)
Bulan Ramadhan disebut juga
Syahrul Qur ’an (bulan Al
Qur’an), karena di bulan
tersebut Al Qur’an diturunkan.
Maka perbanyaklah membaca Al
Qur ’an sambil merenungi
kandungannya, serta tanamkan
di hati bahwa dirinya sedang
membaca Kalamulla h (firman
Allah Subhanallahu wa Ta’ala).

4. Memberi makanan berbuka
bagi orang yang berpuasa
Kaum muslimin rahimakumullah,
seorang muslim yang diberi
keutamaan oleh Allah
Subhanallahu wa Ta ’ala dari sisi
rizki hendaknya memanfaatkan
kesempatan yang baik ini untuk
membantu saudaranya yang
kekurangan, walaupun sekedar
memberi makanan berbuka
untuk mereka, karena
keutamaan memberi makanan
berbuka orang yang berpuasa
sangat besar nilainya di sisi Allah
Subhanallahu wa Ta ’ala.
Sebagaimana dijelaskan oleh
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam:
“Barangsiapa memberi makanan
berbuka bagi orang yang
berpuasa, maka dia akan
mendapat pahala seperti orang
yang berpuasa tanpa
mengurangi pahala orang yang
berpuasa tersebut. ” (HR. At
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Akan tetapi bukan berarti dirinya
tidak mengapa meninggalkan
puasa (tidak berpuasa), cukup
memberi makanan berbuka
sudah mendapatkan pahala
seperti orang yang berpuasa,
maksudnya bukan demikian.
Semoga Allah Subhanallahu wa
Ta ’ala menerima amalan-amalan
kita dan mengampuni dosa-dosa
kita semua. A min Ya Mujibas
Sailin.
Wallahu A’lam Bishshawab


Sumber:www.assalafy.org/mahad/?p=527

0 komentar:

Posting Komentar