Banner 468 X 60

Sabtu, 14 Agustus 2010

Boleh Menghadap Kiblat Ketika Buang Air Di WC

Dari Marwan Al Ashfar dia
berkata:

رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ أَنَاخَ
رَاحِلَتَهُ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ ثُمَّ جَلَسَ
يَبُولُ إِلَيْهَا فَقُلْتُ يَا
أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَلَيْسَ
قَدْ نُهِيَ عَنْ هَذَا قَالَ
بَلَى إِنَّمَا نُهِيَ عَنْ ذَلِكَ
فِي الْفَضَاءِ فَإِذَا كَانَ
بَيْنَكَ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ
شَيْءٌ يَسْتُرُكَ فَلَا
بَأْسَ

“Saya pernah melihat Ibnu Umar
menderumkan untanya
menghadap kiblat, lalu dia
duduk dan buang air kecil dalam
keadaan menghadapnya. Lalu
saya bertanya, “Wahai Abu
Abdirrahman, bukankah hal ini
telah dilarang?” Dia menjawab,
“Benar, akan tetapi hal itu
dilarang jika dilakukan di tempat
terbuka, tapi apabila antara
dirimu dan kiblat ada sesuatu
yang menutupimu, maka itu
tidaklah mengapa.”

Takhrij:
Atsar ini diriwayatkan oleh Abu
Daud no. 114, Ibnu Al-Jarud no.
32, Ibnu Khuzaimah no. 60, Ad-
Daraquthni (1/58), Al-Hakim no.
551, dan Al-Baihaqi (1/92).
Semuanya dari jalan Shafwan bin
Isa dari Al-Hasan bin Dzakwan
dari Marwan Al-Ashfar dari Ibnu
Umar.
Sebab lemahnya atsar ini adalah
Al-Hasan bin Dzakwan, berikut
komentar para ulama
tentangnya:

Yahya bin Main berkata, “Al-
Hasan bin Dzakwan, dhaif.”
Abu Hatim Ar-Razi berkata,
“Hasan bin Dzakwan, dhaiful
hadits, tidak kuat.”

Ali bin Al-Madini berkata tentang
gurunya (Yahya Al-Qaththan),
“Yahya bin Said meriwayatkan
hadits dari Al-Hasan bin
Dzakwan, walaupun dia adalah
rawi yang dhaif menurutnya.”
Ahmad berkata, “Hadits-haditsna
batil.”

An-Nasai berkata, “Tidak kuat.”

Al-Hafizh berkata dalam At-
Taqrib, “Jujur tapi banyak
bersalah, dituduh
berpemahaman Qadariah, dan
dia juga seorang mudallis.”

Maka nampak dari keterangan
ini bahwa atsar ini lemah dari
dua sisi:

1. Al-Hasan bin Dzakwan
adalah rawi yang lemah.

2. Dia juga seorang mudallis,
dan dalam sanad ini dia
meriwayatkan dengan lafazh ‘an
(dari) yang menunjukkan dia
tidak pasti mendengar hadits ini
dari gurunya. Dan seorang
mudallis jika meriwayatkan
dengan lafazh yang tidak pasti
dia mendengar atau tidak maka
haditsnya tertolak.


www.al-atsariyyah.com/wp-content/themes/atsary-sky/images/bg_main_withnav.jpg

0 komentar:

Posting Komentar