Banner 468 X 60

Rabu, 04 Agustus 2010

Aneka Berhala Dan Kesyirikan

Petaka demi petaka melanda,
hati manusia pun luluh
karenanya, aqidah dikorbankan,
agama dilupakan, syariat hilang
sedikit demi sedikit. Maka
malapetaka apakah yang lebih
dahsyat dibandingkan dengan
malapetaka yang menimpa
iman? Dialah kesyirikan.
Bagaimana tidak, sedang Allah
telah berfirman,
"Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan surga baginya,
dan tempatnya ialah neraka;
tidaklah ada bagi orang-orang
zhalim itu seorang
penolongpun". (QS.Al-
Maa’idah :72).

Adapun malapetaka ini,
kebanyakan orang hanya
mengetahuinya secara global
saja. Adapun kesyirikan secara
terperinci, kebanyakan mereka
tidak mengetahuinya. Orang-
orang hanya mengetahui bahwa
syirik itu, ketika seseorang
menduakan Allah dalam
penciptaan; atau ketika
seseorang menyembah patung-
patung. Adapun menyembah
orang sholeh, dan lainnya,
dalam arti berdo’a, meminta
pertolongan kepada orang
sholeh atau wali-wali, memohon
syafa’at, kesembuhan, jodoh,
rejeki, dan lainnya kepada
mereka, maka ini tidak
dianggap syirik !! Ini tentunya
keliru !! Syirik bukan terbatas
pada penyembahan berhala.
Tapi penyembahan segala
sesuatu dari selain Allah, baik itu
arca, nabi, malaikat, orang
sholeh, pohon, kuburan, dan
lainnya. Makhluk-makhluk yang
disembah ini biasa kita istilahkan
dengan "berhala".
Mereka keliru dalam membatasi
kesyirikan hanya khusus pada
penyembahan arca-arca,
karena mereka menyangka
bahwa orang-orang musyrikin di
zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wa sallam- adalah kaum yang
menyembah patung-patung saja,
tanpa yang lainnya. Padahal jika
membuka Kitabullah, dan kitab-
kitab hadits, maka kita akan
mendapat keterangan bahwa
kaum musyrikin dahulu bukan
hanya menyembah patung
saja, bahkan ada yang
menyembah kuburan, pohon,
orang-orang sholeh. Silakan
dengarkan penuturan seorang
ulama Islam ketika menjelaskan
jemis-jenis sembahan kaum
musyrikin jahiliyyah:
Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-
Fauzan-hafizhahullah- berkata
saat menjelaskan sembahan-
sembahan kaum musyrikin,

"Kata Lata -tanpa dobel huruf t
-, adalah nama berhala di
Tho’if .Dia berupa batu yang
dipahat, yang dibangun sebuah
rumah di atasnya. Padanya ada
tirai-tirai yang menyamai ka’bah.
Di sekelilingnya ada halaman,
dan di mempunyai pelayan
(penjaga). Orang-orang jahiliyah
menyembahnya sebagai sekutu
selain Allah -Subhanahu wa
Ta’la-. Berhala ini milik kabilah
Tsaqif dan kabilah-kabilah yang
ada disekitar mereka. Mereka
amat membanggakan berhala.

Sebagian qira’ah membaca
firman Allah,
Dengan dobel huruf t sebagai
isim fa’il (Latta) dari kata kerja
latta-yaluttu. Dia (Latta)
adalahseorang lelaki yang
shalih yang biasa mengadon
tepung untuk memberi makan
jama’ah haji. Ketika dia
meninggal, orang-orang pun
membangun sebuah rumah di
atas kuburannya, dan
menutupinya dengan tirai-tirai.
Akhirnya mereka
menyembahnya sebagai sekutu
selain Allah -Subhanahu wa
Ta’la- . Inilah Latta !

Adapun
Uzza, dia adalah pohon dari
Sallam yang terletak di lembah
Nakhlah yang terletak antara
Mekah dan Tho’if. Di sekitarnya
terdapat bangunan, dan tirai-
tirai. Berhala ini juga mempunyai
pelayan-pelayan (penjaga-
penjaga).Di pohon ini terdapat
setan-setan yang berbicara
kepada menusia. Orang-orang
bodoh menyangka bahwa yang
berbicara kepada mereka adalah
pohon-pohon itu atau rumah-
rumah yang mereka bangun.
Padahal yang berbicara kepada
mereka adalah setan-setan
untuk menyesatkan mereka dari
jalan Allah. Uzza ini adalah
berhala milik suku Quraisy,
penduduk mekah serta suku-
suku yang ada di sekitarnya.

Adapun Manaat,dia adalah
batu besar yang terletak tak
jauh di Gunung Qudaid yang
terletak antara Mekah dan
Madinah. Berhala ini adalah milik
suku Khuza’ah, Aus, dan
Khozroj. (Jika ingin haji), mereka
berihram di sisinya, dan mereka
menyembahnya sebagai sekutu
bagi Allah". [Coba lihat Syarh
Al-Qowa'id Al-Ar-ba' (hal. 31)]

Inilah tiga berhala yang
merupakan berhala terbesarnya
Bangsa arab. Maka
penyembahan kepada arca,
batu, orang sholeh dan pohon
adalah sesuatu yang jelas kalau
itu adalah kesyirikan. Tapi, sedikit
yang menyadari bahwa
menyembah orang-orang
shalih yang telah meninggal
juga adalah kesyirikan. Dialah
berhala Latta bagi orang-orang
Tsaqit dan kabilah-kabilah di
sekitarnya.
Pembaca yang budiman,
mungkin kita bertanya,
"Bagaimanakah bentuk
penyembahan mereka terhadap
orang-orang shalih ini sehingga
dikatakan sebagai suatu
kesyirikan?" Perhatikanlah
ucapan Syaikh Al-Fauzan di atas!
Mereka menyembahnya bukan
ketika orang shalih itu masih
hidup tetapi setelah
meninggalnya. Mereka bangun
kuburannya, buatkan sebuah
rumah di atasnya, dipasangi tirai/
kelambu, dijaga oleh satu atau
dua orang atau bahkan lebih.
Kemudian orang-orang pun
mendatanginya, menyampaikan
hajat, berdo’a kepadanya atau
minta dido’akan. Bukan kepada
penjaga kuburan tersebut tetapi
kepada orang shalih yang telah
meninggal itu. Inilah keadaan
mereka.
Allah mengabarkan perbuatan
mereka dalam firman-Nya,

"Ingatlah, Hanya kepunyaan
Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). dan orang-orang
yang mengambil pelindung selain
Allah (berkata): "Kami tidak
menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan
sedekat- dekatnya". (QS. Az-
Zumar : 3)
Kesyirikan semacam ini tidak
hanya terjadi di zaman nabi -
Shollallahu ‘alaihi wasallam-
bahkan jauh sebelumnya telah
terjadi pada kaum Nuh -alaihis
salam-. Allah berfirman saat
mengisahkan perkataan mereka,
"Dan mereka berkata: "Jangan
sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan
kamu dan jangan pula sekali-kali
kamu meninggalkan
(penyembahan) Wadd, dan
jangan pula Suwa’, Yaghuts,
Ya’uq dan Nasr". (QS.Nuh :23 ).

Penafsir Ulung Al-Qur’an, Ibnu
Abbas -radhiyallahu ‘anhu-
berkata dalam menafsirkan ayat
ini, "Ini adalah nama-nama
orang shalih dari kaum Nuh.
Ketika mereka telah meninggal,
setan pun datang mewahyukan
kepada kaum meraka untuk
mendirikan patung-patung itu
dengan nama orang-orang
shalih, mereka pun
melakukannya, tetapi orang-
orang sholih itu belum
disembah. Tatkala mereka
meninggal dan ilmu telah
dilupakan, maka patung-patung
orang shalih itu pun disembah".
[HR. Al-Bukhariy dalam Kitab
Tafsir Al-Qur'an (4920)]

Demikianlah pelaku kesyirikan,
saling mewarisi dari zaman ke
zaman; bentuknya kadang beda,
tapi hakikatnya sama. Jaman nabi
Nuh, orang shalih yang didatangi
adalah dalam patung-patungnya,
sedangkan jaman Nabi
Muhammad -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- yang didatangi adalah
kuburannya. Adapun jaman
kita sekarang, maka setiap
tempat berbeda. Kadang di
tempat ini, yang didatangi, dan
disembah adalah patung atau
pohon. Tetapi di tempat yang
lain adalah kuburan. Mereka
meminta dan mengharap
darinya.
Mereka menjadikan orang-orang
shalih sebagai berhala yang
disembah selain Allah dalam
bentuk mendatangi patung atau
kuburannya, berdo’a kepada
mereka, menyampaikan hajat-
hajat keseharian kepada mereka,
mengharap dan takut
kepadanya, bernazar dan
berkurban di sisinya. Semua ini
adalah kesyirikan !!
Semua ini adalah perbuatan
setan yang hendak
menyesatkan manusia .
Padahal jika kita memperhatikan
ayat-ayat Al-Qur’an, kelak pada
hari kiamat nanti, orang-orang
shalih yang mereka sembah itu
akan ditanya tentang
penyembahan manusia
kepadanya. Namun orang-orang
shalih itu pun berlepas diri dari
perbuatan mereka. Sebagai
contoh, Nabi Isa –alaihis salam-
dan ibunya yang dijadikan
berhala oleh orang-orang
nashrani. Allah -Ta’ala-
berfirman,
"Dan (Ingatlah) ketika Allah
berfirman, "Hai Isa putera
Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia,
"Jadikanlah Aku dan ibuku, dua
orang tuhan selain Allah?". Isa
menjawab, "Maha Suci Engkau.
Tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). jika aku
pernah mengatakannya, maka
tentulah Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada
pada diri-Mu. Sesungguhnya
Engkau Maha mengetahui
perkara-perkara ghaib". (QS.Al-
Maidah:116)

Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu
Katsir Ad-Dimasyqiy-
rahimahullah- berkata, "Ini juga
merupakan perkara yang Allah
bicarakan tentangnya kepada
hambam dan Rasul-Nya, Isa bin
Maryam -alaihis salam- seraya
berfirman kepadanya pada hari
kiamat di depam orang-orang
yang menjadikannya, dan ibunya
sebagai dua sembahan selan
Allah, "Adakah kamu
mengatakan kepada manusia,
"Jadikanlah Aku dan ibuku, dua
orang tuhan selain Allah?". Ini
merupakan ancaman bagi
orang-orang Nasrani, celaan,
dan kecaman kepada mereka di
depan seluruh makhluk". [Lihat
Tafsir Ibnu Katsir (2/164)]

Al-Allamah Abdur Rahman bin
Ali Ibnul Jauziy-rahimahullah-
berkata dalam tafsirnya, "Lafazh
ayat ini berupa pertanyaan.
Sedang maknanya adalah
kecaman bagi orang yang
mendakwakan ketuhanan Isa".
[Lihat Zadul Masir fi Ilm At-
Tafsir (2/463)]
Selain menyembah orang sholeh,
sebagian manusia menyembah
malaikat. Ini juga merupakan
kesyirikan dan pelakunya
musyrik. Allah -Ta’ala-
berfirman,
"Dan (Ingatlah) hari (yang di
waktu itu) Allah mengumpulkan
mereka semuanya Kemudian
Allah berfirman kepada malaikat,
"Apakah mereka ini dahulu
menyembah kamu?". Malaikat-
malaikat itu menjawab, "Maha
Suci Engkau. Engkaulah
pelindung kami, bukan mereka;
bahkan mereka Telah
menyembah jin; kebanyakan
mereka beriman kepada jin itu".
(QS.Saba’ :40-41 ).
Allah -Ta’ala- juga berfirman,
"Dan (Tidak wajar pula bagi-Nya)
menyuruhmu menjadikan
malaikat dan para nabi sebagai
tuhan. apakah (patut) dia
menyuruhmu berbuat kekafiran
di waktu kamu sudah (menganut
agama) Islam?". (QS. Ali Imran:
80 ).

Diantara bentuk kesyirikan,
penyembahan matahari,
rembulan, dan bintang-bintang.
Allah -Ta’ala- berfirman,
" Aku mendapati dia dan
kaumnya menyembah matahari,
selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang
indah perbuatan-perbuatan
mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat
petunjuk". (QS. An-Naml :24 ).
Allah -Ta’ala- juga berfirman,
"Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah malam,
siang, matahari dan bulan.
janganlah sembah matahari
maupun bulan, tapi sembahlah
Allah yang menciptakannya, jika
ialah yang kamu hendak
sembah . (QS. Fushshilat :37 ).
Dalam ayat-ayat ini terdapat
faedah bahwa kemusyrikan
bukan hanya terbatas pada
penyembahan arca sebagaimana
yang dipahami oleh orang-orang
jahil, bahkan menyembah orang
sholeh (baik ia malaikat, nabi
atau wali) pohon, bebatuan dan
lainnya, semuanya termasuk
kesyirikan. Semua bentuk
kesyirikan telah ada di zaman
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam-.
Olehnya, Syaikh Muhammad bin
Sulaiman At-Tamimiy An-Najdiy -
rahimahullah- berkata dalam Al-
Qowa’id Al-Arba’ ,
"Sesungguhnya Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- muncul di
tengah manusia yang berbeda-
beda dalam peribadatan mereka.
Diantara mereka, ada yang
mengibadahi malaikat, ada yang
mengibadahi nab-nabi, orang
sholeh, ada yang menyembah
batu dan pohon; ada yang
menyembah matahari dan
rembulan". [Lihat Al-Majmu' Al-
Mufid fi Naqd Al-Quburiyyah
wa Nushroh At-Tauhid
(hal.609)]


Sumber : Buletin Jum’at Al-
Atsariyyah edisi 52 Tahun I.
Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
Alamat : Pesantren Tanwirus
Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58,
Kel. Borong Loe, Kec. Bonto
Marannu, Gowa-Sulsel. HP :
08124173512 (a/n Ust. Abu
Fa’izah).

www.almakassari.com/artikel-islam/aqidah/aneka-berhala-kesyirikan.html#more-232

0 komentar:

Posting Komentar