Banner 468 X 60

Senin, 23 Agustus 2010

Mutiara Berkilau Dari Bukhara

Bukhara merupakan sebuah
daerah di belahan Asia Tengah.
Daerah ini memang pernah
menjadi jajahan negara Rusia
dan dimasukkan dalam sebuah
persekutuan dengan negara -
negara di sekitarnya yang lebih
dikenal dengan sebutan Uni
Sovyet dengan faham
komunisnya. Namun seiring
dengan perkembangan zaman
dimana faham komunis tidak
bisa lagi diterima oleh
masyarakat maka tumbanglah
kekuatan raksasa Uni Sovyet dan
menjadilah negara - negara
persekutuan tersebut menjadi
negara - negara yang merdeka,
yang memiliki kedaulatan penuh
dan terlepas dari kontrol pusat
Rezim Kremlin, Rusia.
Dan siapa yang menyangka,
bahwa dahulu pernah terlahir
disana seorang manusia yang
bakal menghebohkan dunia
dengan kecerdasan dan
kekuatan hafalannya yang luar
biasa.

Nama Lengkap dan Tanggal
Lahir :
Dia adalah Abu Abdillah
Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Ju’fi , yang lebih
dikenal dengan Imam Al
Bukhori penulis kitab Shahih Al
Bukhari.
Beliau dilahirkan pada hari
Jum’at tanggal 13 Syawal th 194
Hijriah setelah shalat Jum’at di
daerah Bukhoro. Oleh sebab
itulah beliau dinisbahkan dengan
Al Bukhari karena asal tanah
kelahiran beliau adalah dari
daerah Bukhoro.
Kakek beliau yang bernama
Bardizbah adalah berasal dari
suku Persia yang menganut
agama Majusi ( Penyembah Api ).
Kemudian anak Bardizbah yang
bernama Al Mughiroh masuk
Islam, yang mengislamkannya
adalah seorang yang bernama Al
Yaman Al Ju’fi. Oleh karena
itulah beliau juga dinisbahkan
dengan Al Ju’fi.
Bapak beliau yaitu Ismail
meninggal, dalam keadaan
beliau masih kecil. Dan beliau
juga mengalami kebutaan
semasa kecilnya. Namun ibunya
terus menerus berdoa kepada
Allah Ta’ala mengharapkan
kesembuhan terhadap musibah
kebutaan yang menimpa putra
tercintanya.
Dan Allah Ta’ala pun
mengabulkan permintaan dari
sang hamba yang shalehah
dengan memberikan
kesembuhan kepada sang putra
tercinta. Maka sejak saat itu sang
putra tercinta dapat menikmati
indahnya karunia Allah
Subhanahu wa Ta’ala
sebagaimana manusia yang lain.

Perjalanan Menuntut Ilmu :
Beliau mulai menghafal hadits
pada usia sekitar 10 tahun dan
ketika itu beliau belajar di
sebuah Madrasah.
Ketika usia beliau menginjak 16
tahun, beliau telah menghafal
kitab - kitab karya 2 orang tokoh
Tabi’ut Tabi’in yaitu Abdullah
ibnul Mubarak dan Waki’ ibnul
Jarrah. Pada usia tersebut pula
tepatnya pada tahun 120 H,
beliau bersama ibu dan saudara
laki - lakinya yang bernama
Ahmad pergi menunaikan Haji ke
Baitullah Al Haram di Mekkah.
Dan setelah selesai menunaikan
haji, beliau tetap tinggal di
Mekkah dalam rangka menuntut
ilmu. Sementara saudara laki -
lakinya yang bernama Ahmad,
kembali ke tempat asalnya di
Bukhara. Ketika usia beliau
mencapai 18 tahun, beliau
menulis kitab ” Qodhoya
Shohabah wa Tabi’in ” dan kitab
” At Tarikh “.
Beliau telah menuntut ilmu
kepada 1080 masyaikh ( guru )
Ahlus Sunnah. Beliau telah
melakukan rihlah ( perjalanan
menuntut ilmu ) ke berbagai
negeri seperti Balkh, Maru,
Naisabur, Ray ( sekarang
Teheran - Iran ), Baghdad,
Basrah, Kufah, Makkah, Mesir,
Syam, Hijaz dll.

Guru - guru ( Masyaikh )
beliau :
Telah disebutkan diatas bahwa
beliau memiliki 1080 masyaikh
( guru ). Diantaranya adalah :

1. Di Negeri Balkh belajar
kepada :
- Maky bin Ibrahim

2. Di Negeri Maru belajar
kepada :

A. Abdan bin Musa
B. Ali bin Hasan bin Syaqiq
C. Shadaqoh bin Al Fadhal

3. Di Negeri Naisabur belajar
kepada :
- Yahya bin Yahya

4. Di Negeri Ray ( Teheran -
Iran ) belajar kepada :
- Ibrahim bin Musa

5. Di Negeri Baghdad belajar
kepada :

A. Muhammad bin Isa Ath
Thaba’
B. Suraij bin An Nu’man
C. Muhammad bin Sabiq
D. ‘Affan

6. Di Negeri Basrah belajar
kepada :

A. Abu Ashim An Nabil
B. Al Anshory
C. Abdurrahman bin Hammad
D. Muhammad bin ‘Ar’ur
E. Hajjaj bin Minhal
F. Badl bin Al Mihbar
G. Abdullah bin Raja’

7. Di Negeri Kufah belajar
kepada :

A. Ubaidullah bin Musa
B. Abu Nu’aim
C. Khalid bin Al Makhlad
D. Thalq bin Ghanam
E. Kholid bin Yazid Al Muqri

8. Di Negeri Mekkah belajar
kepada :

A. Abu Abdurrahman Al Muqri
B. Khalad bin Yahya
C. Hisan bin Hisan Al Bashri
D. Abul Walid Ahmad bin
Muhammad Al Azraqi
E. Al Humaidy

9. Di Negeri Madinah belajar
kepada :

A. Abdul ‘Aziz Al ‘Uwaisy
B. Ayyub bin Sulaiman bin Bilal
C. Ismail bin Abi Uwais

10. Di Negeri Mesir belajar
kepada :

A. Sa’id bin Abi Maryam
B. Ahmad bin Iskab
C. Abdullah bin Yusuf
D. Asbagh bin Al Faraj

11. Di Negeri Syam belajar
kepada :

A. Abul Yaman Al Hakam bin
Nafi’
B. Adam bin Abi Iyas
C. Ali bin ‘Ayyas
D. Bisyr bin Syu’aib
Dan juga para tokoh - tokoh
ulama besar yang lain semisal
Ishaq bin Rahuyah, Ahmad bin
Hanbal, Yahya bin Ma’in, Ali bin
Al Madini, Nu’aim bin Hammad,
Muhammad bin Yahya Adz
Dzuhli dll.

Murid - Murid Beliau :
1. Imam Muslim bin Al Hajjaj
2. Imam At Tirmidzi
3. Imam Ibnu Khuzaimah
4. Abu Hatim dll.

Akhlak dan Ibadah beliau :

Beliau pernah mengatakan :Aku
berharap untuk bisa bertemu
Allah. Dan aku berharap ketika
nanti berada di Hari Perhitungan
amalan, aku dalam keadaan
tidak berbuat Ghibah ( suatu
perbuatan yang menyebutkan
saudaranya sesama muslim
dengan apa - apa yang tidak
disukainya jikalau ia
mendengarnya ) kepada seorang
pun.
Hal ini menunjukkan akan
takutnya beliau terhadap
perbuatan Ghibah.
Al kisah suatu hari beliau sedang
melaksanakan shalat. Tiba - tiba
datang seekor kumbang besar
datang menyengat beliau yang
sedang shalat sebanyak 17 kali
sengatan. Maka tatkala selesai
dari menunaikan shalatnya, dia
bertanya kepada orang - orang
yang ada di sekitarnya : ” tolong
lihatlah ! apa yang telah
membuatku sakit ini “. Maka
merekapun mendapati seekor
kumbang besar telah menyengat
beliau sebanyak 17 sengatan
dalam keadaan beliau tidak
membatalkan shalatnya.
Beliau berkata : Tidaklah aku
letakkan sebuah hadits di kitab
shahihku ini kecuali aku mandi
terlebih dahulu dan shalat 2
rakaat.

Wafat Beliau :
Beliau mengalami fitnah yang
sangat dahsyat yang
dihembuskan oleh orang - orang
yang merasa iri terhadap
keutamaan dari Allah yang
diberikan kepada beliau. Dan
tidaklah beliau menginjakkan
kaki ke suatu negeri kecuali
penduduk negeri tersebut
mengusirnya sebagai akibat dari
hembusan angin fitnah yang
disebarkan oleh orang - orang
yang iri. Karena beliau
mengalami pengusiran beberapa
kali, maka beliau memilih untuk
kembali ke daerah Khartanka
yaitu sebuah wilayah bagian dari
negeri Samarkand (sekarang
menjadi ibukota negara
Uzbekistan di Asia Tengah ).
Beliau pergi ke daerah tersebut
karena banyak dari karib
kerabatnya yang tinggal di
daerah tersebut. Beliau
merasakan bahwa hidup ini
terasa berat sekali, dan bumi
yang luas terasa sempit bagi
beliau. Hingga pada suatu
malam tatkala beliau selesai
menunaikan shalat malam
( Tahajud ), beliau berdoa
kepada Allah agar diberikan
jalan yang terbaik baginya.
Kemudian beberapa hari setelah
itu beliau mengalami sakit yang
cukup keras. Dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala
mengetahui betapa berat
penderitaan yang dialami oleh
salah seorang hamba-Nya yang
sholeh ini, maka sebagai bentuk
Maha Belas Kasih Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepada
hamba-Nya tersebut, beliau
dipanggil oleh Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha penyayang
pada hari Sabtu malam ‘Idul
Fitri, pada tahun 256 Hijriah.
Semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala merahmati beliau.


Sumber;www.assalafy.org/mahad/?p=331

0 komentar:

Posting Komentar