Banner 468 X 60

Senin, 26 Juli 2010

Nabi Musa 'alaihissalam Dan Khidir 'alaihissalam

Kisah ini termaktub dalam Al Quran surat Al Kahfi dimulai dari ayat 60. Yang penuh dengan hikmah dan pelajaran bagi orang yang mau merenungi dan mentadaburinya.

Ubai bin Ka'ab menceritakan kepada kami bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda: Musa berkhutbah di hadapan bani israil. Dia di tanya, siapakah manusia yang paling pandai? Musa menjawab, "Aku" maka Allah mencelanya karena dia belum lagi diberikan pengetahuan yang banyak. Lalu Allah memberitahukan kepadanya, Aku punya seorang yang tinggal di pertemuan dua lautan. Dia lebih pandai dari pada kamu. Musa berkata, Ya Tuhanku bagaimana aku menemuinya? Allah menjawab, bawalah ikan dan simpanlah di keranjang. Di mana saja ikan itu hilang, disitulah hambaku berada. Kemudian Musa mengambil ikan dan menyimpannya di keranjang. Musa pergi di temani muridnya bernama Yusya bin Nun. Setelah keduanya sampai di batu besar, keduanya telentang di atas batu itu dan tertidur. Ikan yang ada dalam keranjang bergerak-gerak,lalu keluar dan jatuh ke laut. Ikan itu berjalan di atas laut seperti fatamorgana. Allah membekukan air yang dilalui ikan sehingga air itu seperti titian.

Tatkala keduanya bangun,muridnya lupa memberitahukan ihwal ikan itu. Lalu keduanya pergi menghabiskan sisa siang dan sepanjang malam. Pada pagi hari Musa berkata pada muridnya, bawalah kemari makanan kita,sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan ini. Musa tidak merasa letih sebelum melintasi tempat seperti yang ditunjukan Allah ta'ala kepadanya. Pemuda berkata kepada Musa, tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi,maka sesungguhny aku lupa ikan itu dan tidaklah membuatku lupa untuk menceritakannya kecuali setan. Dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh.
Ubai berkata,ikan berjalan diatas air seperti fatamorgana,sedang Musa dan muridnya keheranan. Musa berkata,itulah yang kita cari. Lalu keduanya kembali menelusuri jejak mereka semula.
Ubai berkata, keduanya kembali menelusuri jejak itu hingga tiba pada batu besar. Ternyata disana ada seorang laki-laki berpakaian lengkap. Musa memberi salam kepadanya. Khidir berkata,sesungguhnya aku berada dinegerimu dengan damai. Musa berkata, aku Musa. Khidir berkata,Musa bani israil? Musa membenarkannya. Musa berkata, aku datang menemuimu agar engkau mengajariku sebagian ilmu yang benar yang telah diajarkan kepadamu. Dia menjawab,sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku, hai Musa. Sesunguhnya aku memiliki sebagian pengetahuan Allah yang di ajarkan kepadaku yang tidak kamu ketahui,dan engkaupun memiliki sebagian pengetahuan Allah yang diajarkan kepadamu yang tidak aku ketahui.
Musa berkata,Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidir berkata,jika kamu mengikuti aku,maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu. Kemudian keduanya berjalan dipantai. Tiba-tiba melintaslah sebuah perahu. Mereka meminta kepada awak perahu agar ikut membawanya. Awak perahu mengenali Khidir. Merekapun naik tanpa membayar sewa. Setelah keduanya naik perahu,tiba-tiba Khidir mencopoti papan perahu satu demi satu dengan kapak. Musa berkata kepada Khidir,mereka telah membawa kita tanpa meminta bayaran,lalu kamu merusak perahunya. Mengapa kamu melubanginya yang akibatnya menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar. Khidir berkata,bukankah aku telah berkata,sesungguhnya kamu tidak akan bersabar bersama denganku. Musa berkata,janganlah kamu menghukum aku karena kealpaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.
Ubai berkata,Rasulullah bersabda,inilah kelupaan pertama dari Musa.
Ubai berkata,kemudian datanglah burung pipit dan hinggap di pinggir perahu. Burung itu menukik kelaut satu atau dua kali. Khidir berkata kepada Musa,pengetahuan Allah yang di ajarkan kepadaku dan kepadamu hanyalah seperti air yang terbawa oleh paruh burung itu yang menukik kelaut ini.
Musa dan Khidir turun dari perahu. Ketika keduanya berjalan dipantai,Khidir melihat seorang anak tengah bermain dengan anak-anak lainnya. Khidir memegang kepala anak itu,lalu memelintirnya hingga tewas. Musa berkata kepadanya,mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih,bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar. Khidir berkata,bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?
Ubai berkata,tindakan Khidir ini lebih dahsyat daripada yang pertama. Musa berkata,jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini,maka janganlah kamu membolehkan aku menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri,mereka minta dijamu oleh penduduk negeri itu. Tetapi penduduk negeri itu menolak untuk menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. Lalu Khidir berisarat dengan tangannya. Maka Khidir menegakan dinding rumah itu. Musa berkata,penduduk yang kita jumpai tidak mau memberi kita makan dan menolak untuk menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu dapat mengambil upah untuk itu. Khidir berkata,inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Penjelasannya tiga perkara itu pada QS Al Kahfi:79-82.

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir(Muhammad nasib Ar Rifa'i)

0 komentar:

Posting Komentar