Banner 468 X 60

Kamis, 08 Juli 2010

Keutamaan Malam Seribu Bulan

Penulis:
Al Ustadz Qomar Suaidi, Lc


Malam Lailatul Qadar adalah
malam yang dimuliakan Allah
ta’ala. Allah ta’ala menamainya
dengan Lailatul Qadar, menurut
sebagian pendapat, karena pada
malam itu Allah Ta’ala
mentakdirkan ajal, rizki dan apa
yang terjadi selama satu tahun
dari aturan-aturan Allah ta’ala.
Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala
firmankan:

فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ
حَكِيْمٍ

Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah. (Ad
Dukhan: 4)
Didalam ayat tersebut Allah
Ta’ala menamai Lailatul Qadar
karena sebab tersebut. Menurut
pendapat lain, disebut malam
Lailatul Qadar karena malam
tersebut memiliki kedudukan
yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala menyebutnya
sebagai malam yang berkah,
sebagaimana firman-Nya:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةٍ
مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا
مُنْذِرِيْنَ

Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan
sesunggunhnya Kami-lah yang
memberi peringatan. (Ad
Dukhan: 3)
Allah Ta’ala juga memuliakan
malam ini dalam firman-Nya:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Dan tahukah kamu apakah
malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. (Al Qadr: 2-3)
Maksudnya, amalan di malam
yang barakah ini menyamai
pahala amal seribu bulan yang
tidak ada Lailatul Qadar
padanya. Seribu bulan sama
dengan 83 tahun lebih. Ini
menunjukkan keutamaan malam
yang besar ini. Oleh karenanya
Nabi shallallahu alaihi wasallam
berusaha mencari malam Lailatul
Qadar. Beliau bersabda:

"Barang siapa shalat di malam
Lailatul Qadar karena keimanan
dan mengharapkan pahala,
maka dia akan diampuni
dosanya yang telah lampau
ataupun yang akan datang."

Allah Ta’ala juga mengabarkan
bahwa pada malam itu malaikat
Jibril dan ruh turun. Ini
menunjukkan betapa besar dan
pentingnya malam ini karena
turunnya malaikat tidak terjadi
kecuali untuk perkara yang
besar. Kemudian Allah Ta’ala
mensifati malam itu dengan
firman-Nya:

سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ
الْفَجْرِ

Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar. (Al Qadr: 5)
Allah ta’ala mensifati malam
tersebut dengan malam
keselamatan. Ini menunjukkan
kemuliaan, kebaikan, dan
keberkahannya. Orang yang
terhalangi dari kebaikan malam
itu berarti terhalangi dari
kebaikan yang sangat banyak.
Inilah keutamaan-keutamaan
yang besar pada malam barakah
ini.
Akan tetapi, Allah Ta’ala
menyembunyikannya di bulan
Ramadhan agar seorang muslim
bersungguh-sungguh
mencarinya. Sehingga amalnya
semakin banyak dan dengan itu
ia menggabungkan antara
banyaknya amal di seluruh
malam-malam Ramadhan dan
bertepatan dengan malam
Lailatul Qadar dengan segala
keutamaan, kemuliaan dan
pahalanya. Sehingga dengan itu
ia mengumpulkan antara dua
kebaikan. Ini merupakan karunia
Allah ta’ala atas hamba-hamba-
Nya.
Ringkasnya, bahwa Lailatul
Qadar adalah malam yang besar
(agung) dan berkah. Juga
merupakan nikmat dari Allah
ta’ala yang mendatangi seorang
muslim di bulan Ramadhan.
Maka jika dia diberi taufik untuk
memanfaatkannya dalam
kebaikan, ia akan mendapatkan
pahala yang besar dan kebaikan
yang banyak yang sangat dia
butuhkan. (Penjelasan Asy-Syaikh
Shalih Fauzan dalam Fatawa
Ramadhan, 2/847-849)

Kapan Malam Lailatul Qadar itu?

Terdapat riwayat dari Nabi
shallallahu alaihi wasallam
bahwa malam Lailatul Qadar
terjadi pada malam 21, malam
23, malam 25, malam 27, atau
malam 29 dan akhir malam
bulan Ramadhan.
Al-Imam Asy-Syafi’I t berkata:
"Ini menurut saya, wallahu
a’lam, karena Nabi shallallahu
alaihi wasallam menjawab sesuai
dengan pertanyaannya. Dan
pendapat yang paling kuat
bahwa itu terjadi pada malam-
malam yang ganjil dari sepuluh
hari terakhir bulan Ramadhan
berdasarkan sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wassallam dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
bahwa Nabi beri’tikaf pada
sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan dan beliau
mengatakan:

"Carilah Lailatul Qadar pada
malam ganjil dari sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan." (HR.
Al-Bukhari dan Muslim, lihat
Shifat Shaum An-Nabi, Asy-
Syaikh Ali Hasan, hal. 87)
Tanda-tanda Malam Lailatul
Qadar
Dari Ubai ia berkata, Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

"Pagi hari dari malam Lailatul
Qadar, matahari terbit tanpa
sinar seperti bejana dari tembaga
sampai tinggi." (HR. Muslim)

Dari Ibnu ‘Abbas radiyallahu
'anhu, ia berkata, bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wassallam:
"Lailatul Qadar adalah malam
yang tenang, cerah, tidak panas
dan tidak dingin, matahari terbit
di pagi harinya lemah dan
berwarna merah." (HR. Ath-
Thayalisi, Ibnu Khuzaimah, dan
Al-Bazzar, sanadnya hasan. Lihat
Shifat Shaum An-Nabi, hal. 90)
Wallahu a’lam.


(Dikutip dari tulisan Al Ustadz
Qomar Suaidi, Lc, judul asli
Keutamaan Malam Seribu Bulan.
URL Sumber http://
asysyariah.com/syariah.php?
menu=detil&id_online=130)

www.darussalaf.or.id/stories.php?id=1258

2 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih infonya, oh ya, bannernya udah dipasang di top komentator samping logo

Hidup sederhana mengatakan...

trima kasih bannernya

Posting Komentar