Banner 468 X 60

Kamis, 22 Juli 2010

Keistimewaan Bulan Ramadhan,Keutamaan Dan Manfaat Puasa

Sesungguhnya Allah ta’ala telah
mewajibkan syariat puasa kepada
setiap umat walaupun di sana
terdapat perbedaan dalam hal
bentuk pelaksanaan dan
waktunya. Allah ta ’ala berfirman
( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ )

Wahai orang-orang yang
beriman telah diwajibkan
berpuasa atas kalian
sebagaimana telah diwajibkan
atas umat-umat sebelum kalian
agar kalian bertakwa. (Al
Baqarah: 183)

Pada tahun kedua hijriyyah,
Allah ta ’ala mewajibkan kepada
umat ini puasa Ramadhan yang
diwajibkan kepada setiap muslim
yang baligh. Jika seseorang
berada pada kondisi sehat dan
mukim (tidak dalam keadaan
safar), maka wajib baginya
melaksanakan puasa tersebut.
Jika seseorang sedang dalam
keadaan mukim namun sakit
(boleh baginya untuk tidak
berpuasa) wajib atasnya untuk
mengganti hari-hari puasa yang
dia tinggalkan. Demikian pula
dengan keadaan seorang wanita
yang sedang dalam keadaan
haid dan nifas, wajib baginya
untuk mengganti hari-hari puasa
yang dia tinggalkan. Dan kalau
seseorang tersebut dalam kondisi
sehat dan sedang melakukan
perjalanan (safar), maka dia
mendapatkan keringanan antara
tetap berpuasa atau tidak
berpuasa dengan menggantinya
pada hari yang lain.

Allah subhanahu wata’ala telah
memerintahkan untuk berpuasa
selama satu bulan penuh mulai
dari awal sampai akhir bulan.
Dan Allah Ta ’ala telah
memberikan batasan awal
mulainya puasa dengan batasan
yang jelas yang tidak
tersamarkan oleh seorangpun
yaitu dengan ru ’yatul hilal
(melihat hilal) atau
menyempurnakan jumlah hari
pada bulan Sya ’ban menjadi 30
hari, berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam

لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا
الْهِلاَلَ، وَلاَ تُفْطِرُوا
حَتَّى تَرَوْهُ، فَإِنْ غُمَّ
عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

Janganlah kalian berpuasa
sampai kalian melihat hilal, dan
janganlah kalian beridul fithri
sampai kalian melihat hilal. Maka
jika langit terlihat mendung
sehingga hilal tidak nampak
maka tentukanlah..(Muttafqun
‘ Alaihi).
Sebagaimana Allah ta’ala telah
memberikan batasan hari
dimulainya awal puasa dengan
batasan yang jelas, Allah ta ’ala
juga telah menjadikan batasan
yang jelas kapan saat dimulainya
berpuasa yaitu sejak terbitnya
fajar yang kedua, dan
memberikan batasan akhir puasa
(berbuka) adalah dengan
terbenamnya matahari.
Sebagaimana firman Allah ta’ala

( وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى
يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ
الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ
الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ
أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى
الَّليْلِ )

Makan dan minumlah kalian
sampai jelas bagi kalian
perbedaan antara benang putih
dan benang yang hitam, yaitu
fajar, kemudian sempurnakanlah
puasa sampai malam.(Al
Baqarah: 187)
Dengan bentuk dan waktu
pelaksanaan seperti ini Allah
ta ’ala telah menetapkan
kewajibannya secara pasti dalam
firman-Nya

( فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ )

Maka barangsiapa di antara
kalian menyaksikan (hadir di
negerinya) bulan Ramadhan
maka wajib atas untuk berpuasa.
(Al Baqarah: 185)
Puasa merupakan salah satu
rukun dari rukun-rukun Islam.
Maka barangsiapa yang
menentang dan mengingkari
kewajibannya maka sungguh dia
telah keluar dari agama Islam
(kafir) dan wajib atasnya untuk
dimintai taubat. Jika dia mau
bertaubat maka diterima kembali
keislamannya, dan jika dia tidak
mau bertaubat maka dia
dibunuh sebagai hukuman atas
kekafirannya.
Barangsiapa yang meyakini
kewajiban puasa dan dia sengaja
berbuka dengan tanpa ‘udzur
(alasan) yang syar’i (dibenarkan
oleh syari’at) maka sungguh dia
telah melakukan salah satu
bentuk dosa besar yang dia
berhak untuk mendapatkan
celaan dan hukuman.
Inilah wahai para pembaca
sekalian, Allah ta ’ala telah
memberikan keistimewaan pada
bulan Ramadhan ini dengan
keistimewaan yang banyak
dibandingkan dengan bulan-
bulan yang lainnya. Dan Allah
ta ’ala juga mengkhususkan
ibadah puasa merupakan bentuk
ketaatan yang memiliki
keutamaan yang sangat banyak,
faidah-faidah yang bermanfaat,
dan adab-adab yang mulia.
Keistimewaan Bulan Ramadhan
Dan termasuk dari keistimewaan-
keistimewaan bulan Ramadhan
adalah sebagai berikut:

1. Pada bulan tersebut
diwajibkannya puasa Ramadhan.
Puasa Ramadhan merupakan
rukun keempat dari rukun-
rukun Islam dan merupakan
pondasi Islam yang agung,
berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى
خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَن لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولَ الله، وَإِقامِ الصَّلاةِ،
وَإيتَاءِ الزَّكاةِ، وَصَوْمِ
رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيْتِ
الحَرَامِ

Islam dibangun di atas 5 pondasi
(rukun) : Persaksian bahwasanya
tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi kecuali hanya Allah
dan bahwasanya Muhammad
adalah Rasulullah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan,
dan melaksanakan haji ke
Baitullah.(Muttafaqun ‘Alaihi)
Hal ini termasuk dari perkara
agama yang telah diketahui
secara umum dan telah
disepakati oleh kaum muslimin
seluruhnya bahwasanya ibadah
puasa termasuk dari ibadah yang
wajib dari kewajiban-kewajiban
yang Allah ta ’ala tetapkan
kepada setiap muslim.

2. Kewajiban melaksanakan
ibadah puasa Ramadhan atas
umat ini bersifat fardhu ‘ain,
yaitu wajib bagi setiap individu
muslim untuk melaksanakannya.
Berdasarkan firman Allah ta ’ala:

( فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ )

Maka barangsiapa diantara
kalian menyaksikan (hadir di
negerinya) bulan Ramadhan
maka wajib baginya untuk
berpuasa. (Al Baqarah: 185)

3. Pada bulan tersebut
diturunkan Al-Qur ’an sebagai
petunjuk bagi manusia untuk
mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kesesatan) kepada
cahaya (petunjuk), menunjuki
manusia kepada jalan kebenaran
dan bimbingan yang mulia, serta
akan menjauhkan manusia dari
jalan yang menyimpang dan
penuh kesesatan. Dengan Al
Qur ’an tersebut juga akan
memberikan bashirah (ilmu)
pada perkara-perkara agama
dan dunia mereka dengan
jaminan mereka akan
mendapatkan kebahagiaan dan
kemenangan, baik yang
disegerakan di dunia ataupun
baru diberikan ketika di akhirat
kelak. Allah ta ’ala berfirman

( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ
أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى
لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ )

Bulan Ramadhan yang telah
diturunkan di dalamnya Al
Qur ’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan sebagai penjelas
dari petunjuk dan pembeda. (Al
Baqarah: 185)

4. Pada bulan tersebut dibuka
pintu-pintu Al Jannah karena
banyaknya amalan-amalan shalih
yang disyariatkan pada bulan
Ramadhan yang akan
memasukkan pelakunya ke
dalam Al Jannah. Dan pada
bulan tersebut ditutup pintu-
pintu An Naar karena sedikitnya
orang yang berbuat maksiat dan
dosa-dosa yang akan
memasukkan pelakunya ke
dalam An Naar.

5. Pada bulan tersebut para
setan dibelenggu dan diikat
sehingga kekuatannya menjadi
lemah untuk bisa menyesatkan
orang-orang yang taat dan
memalingkan mereka dari
amalan yang shalih. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ
أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ
الشَّيَاطِينُ

Jika telah datang bulan
Ramadhan dibukalah pintu-pintu
Al Jannah dan ditutuplah pintu-
pintu An Naar dan para setan
dibelenggu. (HR. Bukhari,
Muslim, An Nasa ’i).

6. Pada bulan tersebut Allah
ta ’ala memiliki hamba-hamba
yang akan dibebaskan dari An-
Naar. berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam

إِنَّ لِلَّهِ تبارك وتعالى
عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ
مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ في كُلِّ
لَيْلَةٍ

Sesungguhnya Allah tabaraka
wata ’ala setiap kali saat berbuka
memiliki hamba-hamba yang
berhak untuk dibebaskan dari
An Naar, yang demikian itu
terjadi pada setiap malam. (HR.
Ibnu Majah, Ahmad, dihasankan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani).

7. Pada bulan tersebut Allah
Ta ’ala melimpahkan ampunan
kepada orang-orang yang
melaksanakan puasa Ramadhan
atas dasar keimanan yang jujur
dan mengharapkan pahala di sisi
Allah ta ’ala berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa
Ramadhan atas dasar keimanan
dan mengharapkan pahala dari
Allah Ta ’ala maka dia akan
diampuni dari dosa-dosanya
yang telah lalu. (Muttafaqun
‘ Alaihi).

8. Pada bulan tersebut
disunnahkan untuk
melaksanakan ibadah shalat
tarawih dalam rangka mengikuti
sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Beliau bersabda

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menegakkan
shalat malam (tarawih) pada
bulan Ramadhan atas dasar
keimanan dan mengharapkan
pahala dari Allah Ta ’ala maka
dia akan diampuni dari dosa-
dosanya yang telah lalu.
(Muttafaqun ‘Alaihi).

9. Pada bulan tersebut terdapat
satu malam yang lebih baik dari
1000 bulan dan barangsiapa
yang dia menghidupkan malam
tersebut maka dia akan
mendapatkan ampunan dari
Allah ta’ala, berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam

إنَّ هَذاَ الشَّهْرَ قَدْ
حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَة
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ
حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الخَيْرَ
كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرُهَا
إِلا مَحْرُومٌ

Sesungguhnya bulan
(Ramadhan) ini telah datang
kepada kalian, di dalamnya
terdapat satu malam yang lebih
baik dari 1000 bulan.
Barangsiapa yang diharamkan
dari mendapatkan malam
tersebut maka sungguh dia telah
diharamkan dari kebaikan
seluruhnya, dan tidaklah
diharamkan dari mendapatkan
kebaikan malam tersebut kecuali
mereka yang memang orang
yang diharamkan untuk
mendapatkannya.(HR. Ibnu
Majah, Asy-Syaikh Al-Albani
mengatakan: hasan shahih).
Dan juga sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menghidupkan
malam Lailatul Qadr atas dasar
keimanan dan mengharapkan
pahala dari Allah Ta ’ala maka
dia akan diampuni dari dosa-
dosanya yang telah lalu.
(Muttafaqun ‘Alaihi)

10. Bahwasanya ibadah puasa
Ramadhan yang dilakukan pada
tahun ini dan tahun sebelumnya
akan menghapuskan dosa-dosa
kecil yang dilakukan di antara
keduanya dengan syarat dia
harus menjauhi dosa-dosa besar,
berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ،
وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ،
وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ،
مُكَفِّرَاتٌ ما بَيْنَهُنَّ إِذَا
اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

Shalat-shalat yang lima waktu,
shalat Jum ’at yang satu ke Jum’at
yang berikutnya, dan puasa
Ramadhan yang satu ke
Ramadhan berikutnya akan
menghapuskan dosa-dosa kecil
di antara keduanya jika ia
meninggalkan dosa-dosa besar.
(HR. Muslim, Ahmad).
Lebih dari itu, yang menunjukkan
keistimewaan bulan Ramadhan,
bahwasanya pada bulan tersebut
pernah terjadi beberapa
peristiwa penting :
Seperti perang Badr Kubra yang
dengannya terbedakan antara
Al-Haq dengan Al-Bathil. Pada
perang tersebut Allah ta ’ala
menolong Islam dan kaum
muslimin serta menghancurkan
kesyirikan dan kaum musyrikin.
Peristiwa tersebut terjadi pada
tahun kedua Hijriyyah.
Demikian pula pada bulan
Ramadhan terjadi Fathu Makkah
dan ketika itu manusia masuk ke
dalam Islam secara berbondong-
bondong, dihancurkannya
kesyirikan dan patung-patung
berhala dengan keutamaan dari
Allah Ta ’ala. Maka sejak saat
itulah kota Makkah menjadi
negeri kaum muslimin setelah
sebelumnya menjadi sarang
kesyirikan dan kaum musyrikin.
Peristiwa tersebut terjadi pada
tahun kedelapan Hijriyyah.
Demikian pula pada bulan
Ramadhan tahun 584 Hijriyyah,
Allah ta ’ala memberikan
pertolongan-Nya kepada kaum
muslimin di medan pertempuran
Hithin dan berhasil mengalahkan
kaum salibis (Nasrani) pada
pertempuran tersebut, sehingga
Baitul Maqdis kembali ke
pangkuan kaum muslimin.
Dan juga pada bulan Ramadhan
tahun 658 Hijriyah, Allah Ta ’ala
memberikan pertolongan
kepada kaum muslimin untuk
mengalahkan sejumlah besar
pasukan Tartar.
Inilah gambaran secara umum
dari keistimewaan bulan
Ramadhan dan keutamaan-
keutamaannya yang banyak
serta barakahnya yang
melimpah. Walhamdulillahi
Rabbil ‘alamin.

Keutamaan-keutamaan Puasa

Adapun keutamaan puasa
banyak sekali, di antaranya
adalah:

1.Dilipatgandakannya kebaikan
(pahala) suatu amalan padanya
dengan tanpa batas pada
jumlah/bilangan tertentu.
Sementara amalan-amalan yang
lain dilipatgandakan pahalanya
oleh Allah ta’ala hanya sebanyak
10 sampai 700 kali lipat.
Sebagaimana diriwayatkan oleh
Al-Imam Al-Bukhari dan Al-
Imam Muslim dari hadits Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ
بعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى مَا
شَاءَ اللهُ يقُولَ اللَّهُ
تَعَالَى: إِلاَّ الصِّيَامَ
فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِى،
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ
فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ
وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ،
وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ
عِنْدَ اللهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيحِ
الْمِسْكِ

Setiap amalan anak Adam
dilipatgandakan pahalanya
sebanyak 10 sampai 700 kali lipat
sampai pada yang dikehendaki
oleh Allah ta ’ala. Allah ta’ala
berfirman : “Kecuali puasa, maka
sesungguhnya puasa itu untuk-
Ku dan Aku-lah yang akan
membalasnya. Dia (hamba)
meninggalkan syahwat, makan,
dan minumnya karena Aku. ”
Bagi orang yang berpuasa ada
dua kegembiraan: gembira ketika
berbuka dan gembira ketika
bertemu dengan Rabbnya. Dan
sungguh bau mulut orang yang
berpuasa di sisi Allah adalah
lebih harum dari semerbak
minyak wangi misik. (HR. Ibnu
Majah, dishahihkan Asy Syaikh
Al-Albani).
Maka jelaslah dari hadits ini
bahwasanya Allah
mengkhususkan puasa untuk
diri-Nya daripada amalan-
amalan yang lain. Dan Allah
mengkhususkan amalan puasa
tersebut dengan
dilipatgandakannya pahala suatu
amalan -sebagaimana yang telah
lalu-, dan bahwasanya
keikhlasan dalam puasa adalah
jauh lebih mendalam nilainya
dibanding amalan-amalan yang
lain, sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam

تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِى

Dia meninggalkan syahwat,
makan, dan minumnya karena
Aku (Allah).
Sebagaimana pula Allah
subhanahu wata ’ala memberikan
balasan berikutnya bagi orang
yang berpuasa dengan
kegembiraan di dunia dan
akhirat yaitu kegembiraan yang
terpuji dikarenakan dia telah
melaksanakan ketaatan kepada
Allah ta’ala, sebagaimana yang
telah diisyaratkan dalam ayat-
Nya

( قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ
وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ
فَلْيَفْرَحُواْ )

Katakanlah dengan keutamaan
Allah dan rahmat-Nya maka
dengan itu bergembiralah kalian.
(Yunus: 58)
Sebagaimana diambil pula faidah
bahwa suatu ketaatan yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu,
maka itu menunjukkan sesuatu
yang dicintai oleh Allah ta ’ala,
sebagai misal adalah apa yang
didapatkan dari orang yang
berpuasa dari bau mulutnya
yang berubah dengan sebab
puasa.
2. Di antara keutamaan puasa
adalah bahwasanya puasa akan
memberikan syafa ’at kepada
seorang hamba pada hari kiamat
dan akan menutupinya dari
dosa-dosa dan syahwat yang
membahayakan serta akan
menjaganya dari An-Naar,
sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ
يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ:
أَي رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ
وَالشَّهَوَة فَشَفِّعْنِى
فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ:
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ
فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ
فَيُشَفَّعَانِ
Puasa dan Al Qur’an keduanya
akan memberikan syafa’at
kepada seorang hamba pada
hari kiamat, Puasa berkata ::
Wahai Rabbku aku telah
menahannya dari makanan dan
syahwat, maka berilah syafa ’at
kepadanya. Al Qur’an juga
berkata : Aku telah menahannya
dari tidur pada malam hari maka
berilah syafa ’at kepadanya.
Maka keduanya diberi izin oleh
Allah untuk memberikan syafaat.
(HR. Ahmad, dishahihkan Asy
Syaikh Al Albani).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَحِصْنٌ
حَصِينٌ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah sebagai tameng
dan akan membentengi
pelakunya dari An Naar. (HR.
Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh
Al Albani).
3. Dan di antara keutamaan
puasa adalah bahwasanya doa
orang yang berpuasa itu
dikabulkan oleh Allah ta ’ala,
sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي
كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةً
مُسْتَجَابَةً
Dan sesungguhnya bagi setiap
muslim pada setiap siang dan
malam memiliki doa yang
dikabulkan oleh Allah ta ’ala.
(HR. Ahmad, dishahihkan Asy
Syaikh Al Albani).
Dan telah disebutkan pada
pertengahan ayat-ayat puasa
(yakni Al Baqarah ayat 183
sampai 187) yang memberikan
dorongan kepada orang yang
berpuasa untuk memperbanyak
doa dalam firman-Nya
( وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي
فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ
دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ )
Dan jika hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang-Ku maka
katakanlah: sesungguhnya Aku
dekat. Aku mengabulkan doa
seseorang jika dia berdoa
kepada-Ku. (Al Baqarah: 186)
4. Dan di antara keutamaan
puasa adalah bahwasanya puasa
akan menjauhkan pelakunya dari
An Naar pada hari kiamat
berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا
فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ
بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ
الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ
سَبْعِينَ خَرِيفًا
Tidaklah seorang hamba yang
berpuasa satu hari di jalan Allah
kecuali dengan (puasa) hari
tersebut Allah akan jauhkan
wajahnya dari An Naar sejauh
perjalanan selama 70 musim.(HR.
Muslim, An Nasa’i, Ad Darimi).
5. Dan di antara keutamaan
puasa adalah dikhususkannya
bagi orang yang berpuasa
dengan salah satu pintu dari
pintu-pintu Al Jannah yang
mereka akan masuk ke
dalamnya tanpa selain mereka,
sebagai bentuk pemuliaan dan
sebagai balasan atas ibadah
puasa yang mereka lakukan.
Berdasarkan sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا
يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ
مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ
أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ
الصَّائِمُونَ ؟ فَيَقُومُونَ،
فَيَدْخُلُونَ، فَإِذَا دَخَلُوا
أُغْلِقَ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ
أَحَدٌ
Sesungguhnya di Al Jannah ada
sebuah pintu yang dinamakan
dengan Ar Rayyan, orang-orang
yang berpuasa masuk melalui
pintu tersebut pada hari kiamat,
yang tidak akan masuk ke
dalamnya selain orang-orang
yang berpuasa. Maka kemudian
dikatakan : mana orang-orang
yang berpuasa? maka bangkitlah
orang-orang yang berpuasa dan
merekapun memasukinya. Dan
jika mereka telah masuk ke
dalamnya, ditutuplah pintu
tersebut dan tidak ada lagi yang
masuk ke dalamnya seorangpun.
(Muttafaqun ‘Alaihi).
Manfaat Puasa
Adapun manfaat-manfaat puasa
adalah sangat besar
pengaruhnya dalam mensucikan
jiwa dan mendidik akhlak serta
memberikan kesehatan pada
badan. Dan di antara manfaat
puasa adalah melatih dan
membiasakan jiwa untuk sabar,
menahan dirinya untuk
meninggalkan sesuatu yang biasa
dilakukan, meninggalkan
syahwat yang dia inginkan.
Dengan puasa akan dapat
menghentikan dan mengalahkan
hawa nafsunya yang selalu
menyeru kepada kejelekan.
Seorang yang berpuasa akan
bisa menahan diri dari
syahwatnya untuk membantu dia
dalam mencari puncak
kebahagiaan dan menerima
sesuatu yang bisa membersihkan
dirinya (berupa kebaikan) yang
dengan itu akan menentukan dia
di kehidupannya yang abadi
nanti. Maka semakin sempitlah
jalan-jalan setan dengan semakin
sedikitnya porsi makan dan
minum. Jiwanya akan diingatkan
dengan keadaan orang-orang
yang lapar dari kalangan orang
orang miskin. meninggalkan
sesuatu yang dia sukai dari hal-
hal yang membatalkan puasa
karena cintanya kepada Rabbul
‘ Alamin. Dan inilah rahasia
antara seorang hamba dan
sesembahannya, itulah hakikat
dari puasa dan tujuannya.
Dan di antara manfaat berpuasa
adalah dapat membuat hati
manusia menjadi luluh dan
mudah untuk mengingat Allah,
sehingga Allah akan
memudahkan pula baginya
untuk menempuh jalan-jalan
ketaatan.
Dan di antara manfaat puasa
adalah bahwa puasa akan
menjadikan hati manusia untuk
bertakwa kepada Allah dan
dapat melemahkan syahwat yang
ada pada dirinya. Allah ta ’ala
berfirman
( لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ )
Agar kamu menjadi orang-orang
yang bertakwa. (Al Baqarah: 183)
Tujuan diwajibkannya berpuasa
karena puasa merupakan sebab
ketakwaan. Dengan puasa akan
mempersempit ruang gerak
syahwatnya dan bahkan bisa
tersingkir dari dirinya. Manakala
seseorang sedikit makannya,
maka keinginan syahwatnya pun
akan melemah, dan manakala
keinginan syahwatnya lemah,
maka akan kecil pula
kecenderungannya untuk
berbuat maksiat.
Dan di antara manfaat puasa
dari tinjauan medis adalah
bahwa dengan berpuasa dapat
berpengaruh pada kesehatan
tubuh manusia karena dengan
berpuasa seseorang akan
terlindungi tubuhnya dari
berbagai macam zat yang
terkandung dalam makanan
yang bisa menyebabkan berbagai
penyakit. Karena puasanya pula
-dengan izin Allah- akan
terjagalah kesehatan organ-
organ luar dan organ-organ
dalam tubuh sebagaimana hal ini
telah diakui oleh para dokter.
sumber http://www.sahab.net/
forums/showthread.php?
t=361066
(Sumber http://
www.assalafy.org/mahad/?
p=341&print=1)
C
www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=1508etak

1 komentar:

Sungai Awan mengatakan...

bulan ramadan adalah bulan penuh berkah

Posting Komentar