Banner 468 X 60

Minggu, 18 Juli 2010

Kisah Ashabul Kahfi

Penulis : Al-
Ustadz Abu Muhammad Harits
Abrar Thalib

Kisah ini begitu kesohor. Dengan
kekuasaan-Nya, Allah
Subhanahu wa Ta’ala
menidurkan sekelompok
pemuda yang berlindung di
sebuah gua selama 309 tahun.
Apa hikmah di balik ini semua?
Ashhabul Kahfi adalah para
pemuda yang diberi taufik dan
ilham oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala sehingga mereka beriman
dan mengenal Rabb mereka.
Mereka mengingkari keyakinan
yang dianut oleh masyarakat
mereka yang menyembah
berhala. Mereka hidup di
tengah-tengah bangsanya
sembari tetap menampakkan
keimanan mereka ketika
berkumpul sesama mereka,
sekaligus karena khawatir akan
gangguan masyarakatnya.
Mereka mengatakan:

رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ
دُوْنِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا
شَطَطًا

Rabb kami adalah Rabb langit
dan bumi, kami sekali-kali tidak
akan menyeru Rabb selain Dia,
sesungguhnya kami kalau
demikian telah mengucapkan
perkataan yang jauh.” (Al-Kahfi:
14)
Yakni, apabila kami berdoa
kepada selain Dia, berarti kami
telah mengucapkan suatu
شَطَطًا (perkataan yang jauh),
yaitu perkataan palsu, dusta, dan
dzalim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyebutkan perkataan mereka
selanjutnya:

هَؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ
دُوْنِهِ آلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ
عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ
افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا

Kaum kami ini telah mengambil
sesembahan-sesembahan selain
Dia. Mereka tidak mengajukan
alasan yang terang (tentang
keyakinan mereka?) Siapakah
yng lebih dzalim daripada orang-
orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap
Allah?” (Al-Kahfi: 15)
Ketika mereka sepakat terhadap
persoalan ini, mereka sadar,
tidak mungkin menampakkannya
kepada kaumnya. Mereka
berdoa kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala agar memudahkan
urusan mereka:

رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ
أَمْرِنَا رَشَدًا

Wahai Rabb kami, berilah kami
rahmat dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami
petunjuk yang lurus dalam
urusan kami." (Al-Kahfi: 10)
Mereka pun menyelamatkan diri
ke sebuah gua yang telah Allah
Subhanahu wa Ta’ala mudahkan
bagi mereka. Gua itu cukup luas
dengan pintu menghadap ke
utara sehingga sinar matahari
tidak langsung masuk ke
dalamnya. Kemudian mereka
tertidur dengan perlindungan
dan pegawasan dari Allah
selama 309 tahun. Allah
Subhanahu wa Ta’ala buatkan
atas mereka pagar berupa rasa
takut meskipun mereka sangat
dekat dengan kota tempat
mereka tinggal. Allah Subhanahu
wa Ta’ala sendiri yang menjaga
mereka selama di dalam gua.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:

وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ
الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ

Dan Kami bolak-balikkan
mereka ke kanan dan ke
kiri.” (Al-Kahfi: 18)
Demikianlah agar jasad mereka
tidak dirusak oleh tanah. Setelah
tertidur sekian ratus tahun
lamanya, Allah Subhanahu wa
Ta’ala membangunkan mereka
لِيَتَسَاءَلُوا (agar mereka
saling bertanya), dan supaya
mereka pada akhirnya
mengetahui hakekat yang
sebenarnya. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:

قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ
لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا
يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا
رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا
لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا
أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ
إِلَى الْمَدِْينَةِ

Berkatalah salah seorang dari
mereka: ‘Sudah berapa lama
kalian menetap (di sini)?’ Mereka
menjawab: ‘Kita tinggal di sini
sehari atau setengah hari.’ Yang
lain berkata pula: ‘Rabb kalian
lebih mengetahui berapa
lamanya kalian berada (di sini).
Maka suruhlah salah seorang di
antara kalian pergi ke kota
membawa uang perakmu
ini’.” (Al-Kahfi: 19)
Di dalam kisah ini terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah
yang nyata. Di antaranya:

1. Walaupun menakjubkan, kisah
para penghuni gua ini bukanlah
ayat Allah yang paling ajaib.
Karena sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Ta’ala
mempunyai ayat-ayat yang
menakjubkan yang di dalamnya
terdapat pelajaran berharga bagi
mereka yang mau
memerhatikannya.

2. Sesungguhnya siapa saja yang
berlindung kepada Allah, niscaya
Allah Subhanahu wa Ta’ala
melindunginya dan lembut
kepadanya, serta menjadikannya
sebagai sebab orang-orang yang
sesat mendapat hidayah
(petunjuk). Di sini, Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah
bersikap lembut terhadap
mereka dalam tidur yang
panjang ini, untuk
menyelamatkan iman dan tubuh
mereka dari fitnah dan
pembunuhan masyarakat
mereka. Allah menjadikan tidur
ini sebagai bagian dari ayat-ayat
(tanda kekuasaan)-Nya yang
menunjukkan kesempurnaan
kekuasaan Allah dan
berlimpahnya kebaikan-Nya.
Juga agar hamba-hamba-Nya
mengetahui bahwa janji Allah itu
adalah suatu kebenaran.

3. Anjuran untuk mendapatkan
ilmu yang bermanfaat sekaligus
mencarinya. Karena
sesungguhnya Allah mengutus
mereka adalah untuk hal itu.
Dengan pembahasan yang
mereka lakukan dan
pengetahuan manusia tentang
keadaan mereka, akan
menghasilkan bukti dan ilmu
atau keyakinan bahwa janji Allah
adalah benar, dan bahwa hari
kiamat yang pasti terjadi
bukanlah suatu hal yang perlu
disangsikan.

4. Adab kesopanan bagi mereka
yang mengalami kesamaran atau
ketidakjelasan akan suatu
masalah ilmu adalah hendaklah
mengembalikannya kepada yang
mengetahuinya. Dan hendaknya
dia berhenti dalam perkara yang
dia ketahui.

5. Sahnya menunjuk wakil dalam
jual beli, dan sah pula kerjasama
dalam masalah ini. Karena
adanya dalil dari ucapan mereka
dalam ayat:

فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ
بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى
الْمَدِيْنَة

Maka suruhlah salah seorang di
antara kamu pergi ke kota
membawa uang perakmu
ini.” (Al-Kahfi: 19)

6. Boleh memakan makanan
yang baik dan memilih makanan
yang disenangi atau sesuai
selera, selama tidak berbuat israf
(boros atau berlebihan) yang
terlarang, berdasarkan dalil:

فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى
طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ
بِرِزْقٍ مِنْهُ

Hendaklah dia lihat manakah
makanan yang lebih baik, maka
hendaklah dia membawa
makanan itu untukmu." (Al-
Kahfi: 19)

7. Melalui kisah ini kita
dianjurkan untuk berhati-hati
dan mengasingkan diri atau
menjauhi tempat-tempat yang
dapat menimbulkan fitnah dalam
agama. Dan hendaknya
seseorang menyimpan rahasia
sehingga dapat menjauhkannya
dari suatu kejahatan.

8. Diterangkan dalam kisah ini
betapa besar kecintaan para
pemuda yang beriman itu
terhadap ajaran agama mereka.
Dan bagaimana mereka sampai
melarikan diri, meninggalkan
negeri mereka demi
menyelamatkan diri dari segenap
fitnah yang akan menimpa
agama mereka, untuk kembali
pada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

9. Disebutkan dalam kisah ini
betapa luasnya akibat buruk dari
kemudaratan dan kerusakan
yang menumbuhkan kebencian
dan upaya meninggalkannya.
Dan sesungguhnya jalan ini
adalah jalan yang ditempuh
kaum mukminin.

10. Bahwa firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:

قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوا عَلَى
أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ
عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا

Orang-orang yang berkuasa
atas urusan mereka berkata:
‘Sungguh kami tentu akan
mendirikan sebuah rumah
ibadah di atas mereka’.” (Al-
Kahfi: 21)
Di dalam ayat ini terdapat dalil
bahwa masyarakat di mana
mereka hidup (setelah bangun
dari tidur panjang) adalah
orang-orang yang mengerti
agama. Hal ini diketahui karena
mereka sangat menghormati
para pemuda itu sehingga sangat
berkeinginan membangun
rumah ibadah di atas gua
mereka. Dan walaupun ini
dilarang –terutama dalam syariat
agama kita– tetapi tujuan
diceritakannya hal ini adalah
sebagai keterangan bahwa rasa
takut yang begitu besar yang
dirasakan oleh para pemuda
tersebut akan fitnah yang
mengancam keimanannya, serta
masuknya mereka ke dalam gua
telah Allah Subhanahu wa Ta’ala
gantikan sesudah itu dengan
keamanan dan penghormatan
yang luar biasa dari manusia.
Dan ini adalah ketetapan Allah
Subhanahu wa Ta’ala terhadap
orang yang menempuh suatu
kesulitan karena Allah, di mana
Dia jadikan baginya akhir
perjalanan yang sangat terpuji.

11. Pembahasan yang berbelit-
belit dan tidak bermanfaat
adalah suatu hal yang tidak
pantas untuk ditekuni,
berdasarkan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:

فَلاَ تُمَارِ فِيْهِمْ إلاَّ
مِرَاءً ظَاهِرًا

Karena itu janganlah kamu
(Muhammad) bertengkar
tentang keadaan mereka, kecuali
pertengkaran lahir saja.” (Al-
Kahfi: 22)

12. Faedah lain dari kisah ini
bahwasanya bertanya kepada
yang tidak berilmu tentang suatu
persoalan atau kepada orang
yang tidak dapat dipercaya,
adalah perbuatan yang dilarang.
Karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyebutkan:

وَلاَ تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ
مِنْهُمْ أَحَدًا

Dan jangan pula bertanya
mengenai mereka (para pemuda
itu) kepada salah seorang di
antara mereka itu." (Al-Kahfi: 22)
Wallahu a’lam.


(Diambil dari Taisirul Lathifil
Mannan karya Asy-Syaikh As-
Sa’di rahimahullahu)

www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=432

5 komentar:

Indahnya Kebersamaan mengatakan...

JAdi agak susah sob baca blog mu L)

dari http://aguestri.co.cc

Sungai Awan mengatakan...

Wah ini dia cerita yang aku suka.
Askhabul kahfi kisah beberapa pemuda yang mencari jati dirinya.

Amdhas mengatakan...

alhamdulilah..pencerahan yang saya dapat di sini,,

Sungai Awan mengatakan...

Waktu yang sangat lama ampe 300 tahun lebih tertidur.

Anonim mengatakan...

Ulasannya sejuk dan mencerahkan.
Menurut referensi yg sy pernah baca, Surat al-Kahfi ini juga termasuk ayat utama dlm al_qur'an yg sgt dahsyat khasiatnya untuk keselamatan diri. Apa bnar begitu sobat?

Salam sobat, skalian izin follow blognya :)

Posting Komentar