Banner 468 X 60

Selasa, 05 Oktober 2010

Andaikan Mereka Bersabar

Jika kita memperhatikan kondisi
dakwah saat ini, maka kita akan
menyaksikan pemandangan yang
aneh dan menakjubkan, namun
menyedihkan. Banyak da’i yang
turun di kancah dakwah dengan
semangat yang menggebu-
gebu.Tujuan mereka tentunya
mulia, yaitu meninggikan kalimat
Allah, namun dengan cara
yang salah !!
Begitu tingginya semangat
mereka dalam berdakwah,
sehingga terkadang mereka
keluar dari rel syariat yang telah
ditetapkan oleh Sang Maha
Pencipta. Mereka menggunakan
segala cara, tanpa adanya
kontrol, dengan alasan "Niat
kami kan baik, kami mau
jihad…mau dakwah!!".
Oleh karena itu, sebagian orang,
ada yang punya niat baik mau
mendirikan khilafah Islamiyah
dan menerapkan syari’at, tapi
dengan cara yang salah sehingga
melakukan pemboman disana-
sini, mau melakukan kudeta
atau demo, mengkafirkan
penguasa muslim, dan
mencelanya!! Ini semua adalah
bentuk ketidaksabaran dalam
berdakwah di jalan Allah!!!
Padahal bersabar dalam
berdakwah di jalan Allah adalah
suatu suatu kewajiban yang
besar yang harus dimiliki oleh
para da’i. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan kepada imamnya
para da’i, yaitu Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam-,
"Bersabarlah (hai Muhammad)
dan tiadalah kesabaranmu itu
melainkan dengan pertolongan
Allah dan janganlah kamu
bersedih hati terhadap
(kekafiran) mereka dan
janganlah kamu bersempit dada
terhadap apa yang mereka tipu
dayakan. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang
bertakwa dan orang-orang yang
berbuat kebaikan." (QS.An-
Nahl :127-128 ).

Para pegiat dakwah alias da’i
amatlah butuh dengan
kesabaran demi mencontoh Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
dalam ber-amar ma’ruf dan nahi
mungkar. Ajarilah kaum
muslimin tentang Al-Qur’an dan
Sunnah berdasar pemahaman
salaf, dengan telaten dan sabar.
Jangan terburu-buru mau
melihat hasil, atau berputus asa
saat melihat musuh-musuh Islam
berjaya sehingga kalian (para
da’i) pun berbuat serampangan,
dan keluar dari rel syari’at.

Umair bin Habib Al-Anshoriy-
radhiyallahu ‘anhu- berkata, Jika
seorang diantara kalian ingin
memerintahkan yang ma’ruf,
dan melarang dari
kemungkaran, maka hendaklah
ia menempatkan dirinya di atas
kesabaran terhadap segala
cobaan, dan meyakini (akan
mendapatkan) pahala dari Allah.
Karena barangsiapa yang
meyakini (akan mendapatkan)
pahala dari Allah, maka ia tak
akan merasakan cobaan
apapun". [HR. Ibnu Abid Dunya
dalam Al-Hilm (1/30)]
Pembaca yang budiman, sabar
itu seperti namanya; pahit
rasanya, namun hasilnya
manis seperti madu. Allah -
Ta’ala- telah menjelaskan
kepada kita bahwa Dia pasti
akan memberi ujian serta cobaan
kepada para hamba-Nya.
Terlebih lagi para da’i yang
berdakwah di jalan-Nya untuk
membedakan antara yang jujur
dan yang pendusta, mukmin
dengan munafiq, orang yang
sabar dan orang yang tidak
sabar. Ini merupakan
sunnatullah bagi hamba-hamba-
Nya. Allah -Ta’ala- berfirman,
"Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan Sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, maka
Sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta". (QS.
Al-Ankabuut: 2-3).

Dakwah di jalan Allah amat
panjang perjalanannya, serta
penuh dengan kesulitan, dan
penderitaan. Karena da’i di jalan
Allah menghendaki manusia
untuk meninggalkan hawa nafsu
dan syahwatnya, serta tunduk
pada aturan-aturan-Nya,
menegakkan hukum-hukum-
Nya, dan mengamalkan syariat-
syariat-Nya. Kemudian pasti
disana ada musuh-musuh
dakwah yang tidak menghendaki
demikian. Maka tidak ada jalan
keluar bagi para da’idan kaum
muslimin dari makar musuh
mereka, kecuali dengan
memohon pertolongan yang
disertai dengan usaha, dan
kesabaran. Karena sabar
bagaikan pedang yang tajam,
kendaraan yang tidak
menggelincirkan dan cahaya
yang tidak pernah padam.
Kesabaran adalah tanda kuatnya
iman seseorang. Sebab ia
terpancar dari keyakinan kuat
seseorang terhadap takdir yang
telah ditetapkan oleh Allah.
Al-Mughiroh bin Amir-
rahimahullah- berkata,

الشُّكْرُ نِصْفُ اْلإِيْمَانِ
وَالصَّبْرُ نِصْفُ اْلإِيْمَانِ
وَالْيَقِيْنُ اْلإِيْمَانُ كُلُّهُ

"Syukur adalah separuh iman,
dan sabar adalah separuh iman,
dan yakin adalah seluruh iman".
[HR. Ibnu Abid Dunya dalam
Asy-Syukr (1/24)]
Oleh karena itu, Rasulullah -
Shollallahu ‘alaihi wasallam-
memerintahkan kepada para
sahabatnya untuk bersabar
dalam menegakkan agama Allah
-Ta’ala- , ketika mendapatkan
siksaan, dan kekejaman kaum
musyrikin di Mekah.

Abu Abdillah Khabbab bin Al-
Aratt-radhiyallahu ‘anhu-
berkata, "Kami mengadu kepada
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- sedangkan [beliau
berbantalkan surbannya] di
bawah naungan Ka’bah,
[sedangkan kami baru saja
bertemu dengan orang-orang
musyrik yang menyiksa kami
dengan siksaan yang sangat
berat] seraya kami berkata,
"Apakah engkau tidak
memintakan pertolongan buat
kami? Apakah engkau tidak
mendo’akan (kemenangan) bagi
kami?" Beliau bersabda,

قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ
يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ
لَهُ فِي اْلأَرْضِ فَيُجْعَلُ
فِيْهَا ثُمَّ يُؤْتَى
بِالْمِنْشَارِ فَيُوْضَعُ
عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ
نِصْفَيْنِ وَيُمْشَطُ
بِأَمْشَاطِ الْحَدِيْدِ مَا دُوْنَ
لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ، مَا يَصُدُّهُ
ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ, وَاللهِ
لَيُتِمَّنَّ هَذَا اْلأَمْرُ
حَتَّى يَسِيْرَ الرَّاكِبُ
مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى
حَضْرَمَوْتَ، لاَ يَخَافُ إِلاَّ
اللهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ
وَلَكِنَّكُمْ
تَسْتَعْجِلُوْنَ

"Sungguh orang-orang sebelum
kalian ada yang ditanam hidup-
hidup. Ada juga yang digergaji
dari atas kepalanya, sehingga
tubuhnya terbelah menjadi dua.
Ada pula orang yang disisir
dengan sisir besi yang mengenai
daging dan tulangnya tetapi yang
demikian itu tidak
menggoyahkan mereka dari
agamanya. Demi Allah, Allah
pasti akan memenangkan
agama ini hingga seseorang
yang berjalan dari Shan’a sampai
Hadramaut tidak ada yang ia
takuti kecuali Allah, dan serigala
yang akan menerkam
kambingnya. Akan tetapi kalian
sangat tergesa-gesa". [HR. Al-
Bukhariy (3612, & 6943)]

Alangkah baiknya kita simak
nasihat agung dari Seorang
ulama’ Salafiy,Syaikh Al-
Utsaimin -rahimahullah- saat
berkata menjelaskan hadits ini,
"Dalam hadits ini terdapat dalil
tentang wajibnya bersabar
terhadap gangguan musuh-
musuh kaum muslimin. Jika
seorang sabar, maka ia akan
menang!! Kewajiban seseorang
adalah menghadapi sesuatu
yang ia dapatkan berupa
gangguan orang-orang kafir
dengan kesabaran,
mengharapkan pahala, dan
menunggu kelapangan
(kemenangan). Seseorang
jangan menyangka masalah ini
akan berakhir dengan cepat dan
mudah. Terkadang Allah menguji
orang-orang mukmin dengan
orang-orang kafir yang menyakiti
mereka, bahkan barangkali
membunuh kaum mukminin
sebagaimana mereka telah
membunuh para nabi.Orang-
orang Yahudi dari Bani Isra’il
telah membunuh para nabi yang
lebih mulia dibandingkan para
dai, dan kaum msulimin. Seorang
harus bersabar, dan menunggu
kelapangan, serta tidak bosan,
dan tidak berkeluh kesah,
bahkan ia tetap tegar laksana
batu. Akibat baik adalah milik
orang-orang bertaqwa; Allah
akan bersama orang-orang yang
bersabar. Jika seorang muslim
mau bersabar, dan tegar, serta
mau menempuh jalan-jalan yang
menyampaikan kepada tujuan
dengan cara teratur, tapi bukan
dengan cara berbuat keributan,
tanpa mengajak, dan
membangkitkan (emosi) massa.
Karena musuh-musuh kaum
muslimin dari kalangan orang-
orang kafir, dan munafiq
berjalan di atas rencana-rencana
yang hebat, dan kokoh, dan
merealisasikan tujuan mereka.
Adapun orang-orang picik
yang diombang-ambingkan
oleh perasaan sehingga
bergejolak (marah), dan bangkit,
karena terkadang akan luput
sesuatu yang banyak dari
mereka, bahkan terjadi dari
mereka ketergelinciran yang
merusak sesuatu yang mereka
dahulu telah bangun, jika
mereka sungguh pernah
membangun sesuatu. Tapi
seorang mukmin harus bersabar,
dan tenang; ia berbuat, tenang,
dan menenangkan diri, serta
membuat rencana secara rapi".
[Lihat Syarh Riyadh As-Sholihin
(1/104-105)]
Jika kita memperhatikan hadits
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- ini dengan baik, maka
kita akan menemukan pelajaran
yang sangat agung dan
berharga, bahwa besarnya ujian
yang didapatkan para sahabat
nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- berupa gangguan dan
siksaan kaum musyrikin dalam
berpegang teguh dalam agama
Allah -Ta’ala-. Walau demikian,
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- tetap
memerintahkan mereka untuk
bersabar dan tidak tergesa-
gesa, sambil mencari solusi
yang tepat.
Sebaliknya, Jika kita bandingkan
dengan kondisi kaum muslimin
pada hari ini, sungguh jauh
berbeda. Tatkala mereka tidak
mau bersabar, malah bersikap
tergesa-gesa sehingga bukan
hasil baik yang diraih, namun
kehancuran dan kebinasaan. Jika
kita mau melihat ke belakang,
ada sebagian kaum muslimin
yang tidak bersabar dan picik,
mereka melakukan aksi-aksi
teror dengan melakukan
peledakan di mana-mana.
Berawal dengan aksi spektakuler
yaitu aksi penyerangan
terhadap WTC dan Pentagon,
tanggal 11 September 2001.
Muncullah sosok Usamah bin
Laden yang disebut-sebut
sebagai pihak yang bertanggung
jawab atas aksi tersebut. Nama
Usamah bin Laden seketika itu
menjadi "tenar" di dunia
internasional. Hasilnya, Amerika
Serikat membumihanguskan
Afganistan dan Thaliban serta
menghancurkan negeri-negeri
kaum muslimin yang lain dengan
alasan memerangi kaum teroris.
Di negeri kita pun tidak kalah
heboh, orang-orang yang tidak
mau bersabar dan picik
pikirannya banyak melakukan
aksi-aksi peledakan di nusantara
ini. Mulai dari bom di Legian,
Bali pada tanggal 12 Oktober
2002. Kemudian disusul
peledakan di hotel JW
Marriott, tanggal 5 Agustus
2003. Berselang berikutnya,
disusul lagi peristiwa berdarah
pada tanggal 9 September
2004 meledak pula bom di
depan kantor Kedutaan Besar
Australia. Tak usah jauh, di
pelupuk mata kita, yaitu Mall
Ratu Indah Makassar pun tidak
lepas dari sasaran orang-orang
teroris lagi picik ini!! Sehingga
tertumpahlah darah orang-
orang yang tidak dibenarkan
secara syar’i untuk dibunuh,
bahkan tidak sedikit dari kaum
muslimin dan harta benda
mereka yang ikut menjadi
korban dalam peristiwa-peristiwa
berdarah itu!!! Na’udzu billah
minal fitan
Andaikan mereka mau
bersabar , bertakwa, dan
mengerjakan yang diperintahkan
Rabb-nya, niscaya akan berikan
pertolongan-Nya. Karena Nabi -
Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda,

وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ
الصَّبْرِ, وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ
الْكَرْبِ, وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا

"Ketahuilah bahwa kemenangan
bersama kesabaran; kelonggaran
bersama kesusahan, dan
bersama kesulitan ada
kemudahan". [HR. HR. Ahmad
dalam Al-Musnad (1/307), Al-
Hakim dalam Al-Mustadrok
(6303 & 6304), Ath-Thobroniy
dalam Al-Kabir (11560), Abd bin
Humaid dalam Al-Musnad (636).
Hadits ini di-shohih-kan Al-
Arna'uth dalam Takhrij Al-
Musnad (no. 2804) ]
Jadi, kesabaran merupakan
senjata yang ampuh bagi kaum
muslimin pada hari ini.
Janganlah hanya karena
melihat sebagian saudara-
saudara kita yang tertindas
oleh orang-orang kafir
sehingga membuat kita gelap
mata, membabi buta dan
menghancurkan disana-sini serta
membuat kerusakan di muka
bumi. Sebab dari dahulu
orang-orang kafir dan kaum
munafiqin sangat besar
kebencian dan
permusuhannya terhadap
kaum muslimin. Tengoklah
orang-orang beriman dahulu,
mereka disiksa dan ditindas,
bahkan para nabi dan rasul pun
dibunuh dan dibantai oleh
orang-orang kafir. Bacalah
firman Allah -Ta’ala- ketika
mengingkari orang-orang yahudi
yang membunuh para nabi,
"Katakanlah: "Mengapa kamu
dahulu membunuh nabi-nabi
Allah jika benar kamu orang-
orang yang beriman?" (QS. Al-
Baqarah :91 ).

Abdullah bin Mas’ud-
radhiyallahu ‘anhu- berkata,

كَأَنِّيْ أَنْظُرُ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِيْ
نَبِيًّا مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ
ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ
وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ
وَجْهِهِ وَيَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ
لاَ يَعْلَمُوْنَ

"Seakan akan saya melihat Nabi
-Shollallahu ‘alaihi wasallam-
sewaktu menceritakan salah
seorang dari nabi-nabi ketika
dipukuli oleh kaumnya sehingga
berlumuran darah dan ia
mengusap darah dari wajahnya
sambil berdo’a : "Wahai Allah,
ampunilah kaumku karena
sesungguhnya mereka tidak
mengetahui [HR. Bukhariy dalam
Shohih-nya (3290), dan Muslim
dalam Shohih-nya (1792)].
Walaupun siksaan dan cobaan
yang dialami oleh para nabi dan
rasul serta orang-orang beriman
dahulu sangat berat, namun
mereka tetap bersabar hingga
datangnya pertolongan dari
Allah. Mereka tidak meronta-
ronta, dan membabi buta, lalu
mengadakan kerusakan tanpa
memikirkan akibat buruknya.
Mereka tidak keluar ke jalan-
jalan melakukan demonstrasi,
bahkan mereka bersabar sesuai
perintah Allah, sambil mencari
solusi !!
Allah -Ta’ala- berfirman,
"Dan Sesungguhnya Telah
didustakan (pula) rasul-rasul
sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap
pendustaan dan penganiayaan
(yang dilakukan) terhadap
mereka, sampai datang
pertolongan Allah kepada
mereka. tak ada seorangpun
yang dapat merobah kalimat-
kalimat (janji-janji) Allah. dan
Sesungguhnya Telah datang
kepadamu sebahagian dari berita
rasul-rasul itu ." (QS. Al-
An’am :34 ).
Maka janganlah heran, ketika
melihat kondisi kaum muslimin
pada hari ini yang semakin
mundur dan terbelakang. Tidak
lain disebabkan oleh dosa-dosa
mereka, dan tidak bersabar serta
bersikap tergesa-gesa!!! Allah -
Ta’ala- berfirman,
"Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu Maka adalah
disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)". (QS.
Asy-Syuraa : 30).
Sesungguhnya pertolongan Allah
itu dekat dan jalan keluar dari
setiap permasalahan itu ada. Di
balik kesempitan ada
kelapangan, dan di balik
kesulitan ada kemudahan, jika
kita mau bersabar, dan
mencari solusinya seperti yang
dipraktekkan oleh Nabi -
Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
dan para sahabat. Karena Allah
telah menjanjikan semua itu,
sedangkan Allah tidak pernah
mengingkari janji-Nya. Allah -
Ta’ala- berfirman,
"Maka bersabarlah kamu karena
sesungguhnya janji Allah itu
benar dan mohonlah ampunan
untuk dosamu dan bertasbihlah
seraya memuji Robbmu pada
waktu petang dan pagi".
(QS.Ghofir :55 ).


Sumber : Buletin Jum’at Al-
Atsariyyah edisi 70 Tahun II.
Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
Alamat : Pesantren Tanwirus
Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58,
Kel. Borong Loe, Kec. Bonto
Marannu, Gowa-Sulsel. HP :
08124173512 (a/n Ust. Abu
Fa’izah). Pimpinan Redaksi/
Penanggung Jawab : Ust. Abu
Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary,
Lc. Dewan Redaksi : Santri
Ma’had Tanwirus Sunnah –
Gowa. Editor/Pengasuh : Ust.
Abu Fa’izah Abdul Qadir Al
Atsary, Lc.

www.almakassari.com/artikel-islam/manhaj/andaikan-mereka-bersabar.html#more-302

0 komentar:

Posting Komentar