Oleh:Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'i
Soal : Jika Allah memberikan
hidayah kepada seseorang untuk
masuk Islam, maka apa yang
hendaknya dia ucapkan, dan
nasehat apa yang kiranya kita
sampaikan kepadanya?
Jawab:
Dia harus mengucapkan lafazh
syahadat:
“ Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah
melainkan Allah, dan
Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya”
Kemudian hendaknya dia
dinasehati untuk berteman
dengan orang-orang yang
shaleh. Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah
bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik
dengan teman yang buruk
adalah seperti penjual minyak
wangi dan seorang pandai besi.
Seorang penjual minyak wangi
tidak akan merugikanmu baik
kamu membeli minyak wangi
tersebut atau tidak, engkau pasti
akan mencium darinya aroma
yang semerbak. Sementara dekat
dengan pandai besi hanya akan
membuat bajumu gosong atau
paling tidak kau akan menghirup
bau yang tidak sedap
darinya.”(HR.Al-Bukhari dan
Muslim)
Ketika saya kuliah di Universitas
Islam Madinah, saya pernah
mendapatkan cerita bahwa
seseorang masuk Islam, lalu dia
pindah dari rumahnya yang kafir
untuk hidup bersama kaum
muslimin.
Akan tetapi, muslim yang
rumahnya dia tempati tersebut
tidaklah melaksanakan shalat,
jadi keislamannya hanya berupa
pindah dari satu rumah ke
rumah yang lain.
Jadi begitu pentingnya dia
berusaha keras untuk berteman
dengan orang-orang shaleh,
sebagaimana dia berjuang keras
untuk tidak mengimani
peribadahan Messiah.
Kami nasehatkan juga kepada
dia untuk mempelajari buku-
buku yang bermanfaat seperti
Riyadus Shalihin, Fathul Majid –
penjelasan Kitab Tauhid-,
Bulugul Maram, dan Tafsir Ibnu
Katsir.
Dan juga kami nasehatkan
kepadanya untuk belajar Islam
dari Kitab sucinya orang Islam,
bukan dari kelakuan orang-
orang Islam, karena kelakuan
mereka terkadang tidaklah baik.
Engkau bisa dapati orang Islam
yang berbohong, berzina, minum
alkohol, dalam keadaan mereka
tahu ini semua haram. Dan
orang-orang kafir menjadikan ini
sebagai dalil untuk mencela
orang-orang Islam.
Oleh karena itu kita katakan
kepada orang-orang kafir
tersebut:
Kami tidak mengajakmu kepada
perbuatan jelek ini, kami
mengajakmu untuk berpegang
teguh kepada agama yang
benar:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
)٩٠ )
“Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” (An-Nahl:
90)
Dan begitu juga dengan
penunaian amanah, serta
permasalahan lain di mana kaum
muslim terjatuh dalam
penyimpangan terhadap syariat
Islam (dalam perkara tersebut).
Orang-orang muslim yang
menyimpang ini tidak bisa
dijadikan acuan Islam, bahkan
Islam sendiri menghujat mereka.
Jadi perlu dijelaskan kepada
orang-orang non muslim untuk
tidak menjustifikasi Islam karena
perbuatan dosa sebagian
muslim. Kita katakan kepada
mereka, “Kami tidaklah
mengajak kalian untuk menjadi
seperti orang-orang tersebut.
Kami tidaklah mengajak kalian
menjadi para koruptor, kami
tidak mengajak kalian menjadi
pencuri, penjual minuman keras,
bahkan kami pun tidak mengajak
kalian menjadi seorang sufi. ”
Salah seorang saudara kita
muslim yang belajar di Inggris
atau Jerman pernah
mengunjungi kami dan bercerita
tentang wanita yang diberi
hidayah oleh Allah subhanahu
wa ta’ala untuk masuk Islam.
Wanita tersebut kemudian
melihat orang-orang Sufi
menari-nari di Masjid.
Wanita ini pun kemudian
memanggil saudara kita tadi dan
mengatakan, “Saya tadi melihat
begini dan begitu (melihat
orang-orang sufi beribadah
dengan menari-nari). Kalau ini
Islam, maka tidak ada bedanya
antara Islam dan agama yang
aku tinggalkan”
Jadi tidaklah kita mengajak
engkau menjadi seorang syiah,
menjadi seorang sufi, atau
menjadi seorang ilmaani. Kami
mengajak engkau berislam di
atas kitabullah (Al-Quran) dan
sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, meskipun
banyak orang yang
menentangmu.
[Tuhfatul Mujib ala as’ilatitl Hadir
wa gharib.]
Sumber :
http://
hanifatunnisaa.wordpress.com/2010/02/18/
nasihat-ulama-untuk-seorang-
muallaf/
http://
ulamasunnah.wordpress.com
www.abuayaz.co.cc/2010/08/nasehat-ulama-untuk-seorang-muallaf.html
0 komentar:
Posting Komentar