Anak-anak ibarat "kertas putih"
yang dapat dituliskan apa saja
pada dirinya. Pada masa anak-
anak, apa saja yang dilihat dan
didengar dapat membekas di
dalam sanubarinya yang masih
polos, jika telah terukir di dalam
hatinya, akan tergambar dan
tersalurkan jika kelak mereka
menjadi dewasa.
Tidak dipungkiri lagi, banyak
beredar kisah-kisah menarik
yang dikemas sedemikian rupa
agar disukai anak-anak;
kebanyakannya termasuk kisah-
kisah fiktif yang dibumbui
dengan cerita-cerita
kebohongan, syirik, kebobrokan
akhlaq, dan gambar bernyawa.
Walhasil, kita dapat melihat
betapa banyak anak-anak
muslim yang lebih mengenal
tokoh-tokoh fiktif hasil
produksi orang-orang kafir
daripada mengenal tokoh-tokoh
muslim, seperti para sahabat,
dan ulama’ Salaf; betapa banyak
anak-anak muslim yang
menghafal cerita-cerita khurafat
dibandingkan kisah-kisah penuh
ibroh (pelajaran) yang telah
diceritakan dan diajarkan oleh
Allah dan Rasul-Nya -Shollallahu
‘alaihi wasallam-
Ketika anak-anak bergerombol
di depan televisi tak ada satu
orang tua pun yang bergeming
dan prihatin sikap anak-anaknya.
Padahal apabila kita perhatikan,
maka nasib anak-anak kita
berada dalam kondisi
memprihatinkan. Bagaimana
tidak, sementara film-film kartun
tersebut mengajarkan kepada
mereka pelanggaran-
pelanggaran syariat Allah dan
Rasul-Nya -Shollallahu ‘alaihi
wasallam-
Tulisan yang ada di depan Anda
ini akan membongkar kesesatan,
dan penyimpangan beberapa
film kartun yang paling populer
di tengah-tengah masyarakat
yang menyesatkan dan
meninabobokkan cikal bakal
umat ini.
Doraemon si Boneka
Ajaib
Konon kabarnya, Doraemon bisa
pergi menjelajah di masa lalu
dan di masa yang akan datang.
Katanya, ia dapat mengadakan
sesuatu yang belum ada menjadi
ada dengan "kantong
ajaibnya". Dalam kartun, ia
digambarkan sebagai tempat
untuk dimintai segala sesuatu
yang ghaib oleh temannya.
Lihatlah bagaiman film kartun
tersebut betul-betul
menyimpang dari aqidah.
Segala sesuatu telah ditetapkan
waktu dan ajalnya oleh Allah -
Ta’ala-. Makhluk tak mampu
mengatur waktu, baik itu
memajukannya atau
mengundurkannya. Makhluk tak
akan mampu menyebrang dari
zaman kekinian menuju zaman
lampau atau sebaliknya.
Allah -Ta’ala- berfirman,
"Tiap-tiap umat mempunyai
batas waktu. Maka apabila telah
datang waktunya, mereka tidak
dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya". (QS. Al-A’raaf:
34)
Kartun Doraemon telah
mengajarkan aqidah (keyakinan)
batil dalam benak anak-anak
kita tentang adanya makhluk
yang memiliki kemampuan yang
menyamai Allah -Ta’ala- ;
makhluk ini mampu
mengadakan segala sesuatu yang
belum ada menjadi ada. Padahal
telah paten dalam Al-Qur’an
dan Sunnah bahwa tak ada
makhluk yang mampu
melakukan segala sesuatu yang
ia kehendaki, karena itu semua
ada dalam kekuasaan Allah; itu
hanyalah sifat yang dimiliki Allah.
Dia berfirman,
"Akan tetapi Allah berbuat apa
yang dikehendaki-Nya". (QS. Al-
Baqoroh:253)
" Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pelaksana terhadap apa yang dia
kehendaki". (QS.Huud :107)
Tak terasa si Doraemon pun
mengajari anak kecil untuk
meminta dan berdoa kepada
selain Allah dalam perkara
yang tak mampu dilakukan oleh
seorang makhluk, hanya bisa
dilakukan oleh Allah -Ta’ala- .
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
"Dan Sesungguhnya mesjid-
mesjid itu adalah kepunyaan
Allah. Maka janganlah kamu
menyeru (berdoa) kepada
seseorangpun di dalamnya di
samping Allah". (QS. Al-Jin:18 ).
Abu Abdillah Al-Qurthubiy-
rahimahullah- berkata, "Firman
Allah ini adalah celaan bagi
orang-orang musyrikin saat
mereka berdoa kepada selain
Allah di samping Allah di Masjidil
Haram. Mujahid berkata, "Dulu
orang-orang Yahudi dan
Nashrani, jika masuk ke gereja,
dan kuil mereka, maka mereka
mempersekutukan Allah (dalam
beribadah). Maka Allah
memerintahkan Nabi-Nya, dan
kaum mukminin agar mereka
memurnikan doanya hanya
kepada Allah, jika mereka masuk
ke semua masjid". [Lihat Al-Jami'
li Ahkam Al-Qur'an (19/21)]
Dragon Ball
Cerita ini dalam film ini banyak
mengandung unsur kebatilan,
seperti adanya penyembahan
dewa-dewa seperti Dewa
Emperor, Dewa Bumi, Dewa
Gunung, Dewa Naga, dan lain-
lain. Keyakinan ini seluruhnya
berasal dari agama Budha,
Hindu dan Shinto yang penuh
dengan kebatilan dan kesesatan,
sementara Allah hanyalah
meridhoi Islam sebagai agama
yang benar.
Sesungguhnya agama (yang
diridhai) di sisi Allah hanyalah
Islam. (QS. Ali Imron : 19)
Mufassir ulung, Al-Imam Ibnu
Katsir-rahimahullah- berkata,
"Firman Allah -Ta’ala- tersebut
merupakan pengabaran dari-Nya
bahwa tak ada agama di sisi-Nya
yang Dia terima dari seorang
pun selain Islam, yaitu mengikuti
para Rasul dalam perkara yang
mereka diutus oleh Allah
dengannya dalam setiap zaman
sampai mereka (para rasul itu)
ditutup dengan Muhammad -
Shollallahu ‘alaihi wasallam-
yang telah menutup semua jalan
menuju kepada-Nya, selain dari
arah Muhammad -Shollallahu
‘alaihi wasallam-. Barangsiapa
yang setelah diutusnya
Muhammad -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- menemui Allah
dengan suatu agama yang
tidak berdasarkan syari’atnya,
maka agama itu tak akan
diterima". [Lihat Tafsir Al-
Qur'an Al-Azhim (1/471)]
Jadi, agama apapun selain Islam,
seperti agama Buddha, Hindu,
Shinto, dan lainnya, semuanya
tak akan diterima oleh Allah,
dan pelakunya akan merugi,
karena kekafiran dirinya. Allah -
Ta’ala- berfirman,
"Barangsiapa mencari agama
selain agama islam, Maka sekali-
kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi". (QS. Ali Imron: 85 )
Seorang Imam Ahli Tafsir,
Abul Fadhl Mahmud Al-Alusiy-
rahimahullah- berkata dalam
menafsirkan ayat ini, "Allah -
Ta’ala- menjelaskan bahwa
barangsiapa yang–setelah
diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam- memilih selain syari’at
beliau, maka agama itu tak akan
diterima darinya. Sedangkan
diterimanya sesuatu adalah
diridhoinya, dan diberikannya
balasan bagi pelakunya atas
perbuatan itu". [Lihat Ruh Al-
Ma'aniy (3/215)]
Jika kita telah mengetahui
kebatilan agama selain Islam,
maka tak layak bagi kita dan
anak-anak kita untuk berbangga,
meniru, dan memuji orang-orang
kafir itu, dan gaya hidup mereka,
apalagi sampai memilih agama
mereka sebagai pedoman
hidup !! Jauhkanlah anak-anak
kita dari orang-orang kafir,
jangan sampai mereka bangga
dengan orang-orang kafir.
Bersihkanlah mulut dan telinga
mereka dari istilah-istilah orang-
orang kafir, dan paganisme
dengan jalan membersihkan
rumah kita dari benda pembawa
petaka (televisi) yang berisi
tayangan yang mendangkalkan,
bahkan menghanguskan agama.
Kita harus baro’ (berlepas diri)
dari orang-orang kafir, dan
sembahan-sembahan mereka,
"Sesungguhnya Telah ada suri
tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan Dia; ketika
mereka berkata kepada kaum
mereka: "Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu
dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami
ingkari (kekafiran)mu, dan
telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya
sampai kamu beriman kepada
Allah saja". (QS. Al-
Mumtahanah: 04).
Ayat ini mengajarkan kepada kita
agar punya pendirian terhadap
orang-orang kafir. Kita harus
tegas dalam menampakkan
keyakinan kita. Jangan malah kita
yang bangga dan tertipu dengan
kekafiran mereka, karena hanya
sekedar kemajuan semu yang
mereka capai di dunia ini. Allah -
Ta’ala- berfirman,
"Janganlah sekali-kali kamu
terperdaya oleh kebebasan
orang-orang kafir bergerak di
dalam negeri-negeri". (QS.Ali
Imran : 196).
Imam Para Ahli Tafsir, Abu
Ja’far Ath-Thobariy-
rahimahullah- berkata, "Allah -
Ta’ala Dzikruh- melarang Nabi-
Nya -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- agar jangan tertipu
dengan bergerak (bebas)nya
orang-orang kafir di negeri-
negeri, dan penangguhan Allah
bagi mereka, padahal mereka
berbuat syirik, mengingkari
nikmat-nikmat-Nya, dan
beribadahnya mereka kepada
selain-Nya". [Lihat Jami' Al-
Bayan (3/557)]
Jadi, bebasnya mereka di muka
bumi ini, dan majunya mereka
dalam segala lini kehidupan
jangan membuat kita tertipu
dengan mereka, sehingga
akhirnya tak lagi mengingkari
kekafiran mereka, dan malah
memilih sikap toleran bersama
mereka dalam urusan agama
(aqidah, ibadah, akhlaq, dan
lainnya).
Sincan (Simbol Anak
Durhaka)
Sincan adalah anak yang sering
mendurhakai kedua orang
tuanya, dia suka berbohong,
mengeluarkan kata-kata yang
kurang ajar kepada kedua orang
tuanya, dan suka membuat
orang tuanya marah dan jengkel.
Jadi, jangan heran kalau banyak
anak-anak yang meniru watak
Sincan tersebut, karena telah
terpengaruh oleh cerita kartun
tersebut.
Allah -Ta’ala- berfirman,
"Dan Tuhanmu Telah
memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia
dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-
kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia". (QS. Al-
Isroo’: 23 ).
Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- sebutkan diantara
dosa-dosa besar,
"Menyekutukan Allah, durhaka
kepada kedua orang tua".
Kemudian Beliau -Shollallahu
‘alaihi wasallam- duduk -
sebelumnya bersandar- sambil
bersabda, "Ingatlah, dan juga
perkataan dusta". [HR. Al-
Bukhoriy dalam Shohih-nya
(2511), Muslim Shohih-nya (87),
At-Tirmidziy Sunan-nya (1901),
Ahmad Musnad-nya (20401)]
Abu Amr Ibnush Sholah-
rahimahullah- berkata,
"Mungkin bisa dikatakan, Taat
kepada kedua orang tua adalah
wajib dalam segala sesuatu yang
bukan maksiat; menyelisihi
perintah keduanya dalam hal itu
adalah kedurhakaan". [Lihat
Umdah Al-Qoriy (13/216)]
Jadi, termasuk dosa besar, jika
seseorang mencela, membentak,
merendahkan orang tuanya.
Semua ini adalah bentuk-bentuk
durhaka yang terlarang di dalam
agama kita yang memiliki aturan
yang amat sempurna !!
Inilah beberapa kesesatan film-
film kartun tersebut. Namun
kesalahan dan kesesatannya,
sebenarnya masih banyak.
Sumber : Buletin Jum’at Al-
Atsariyyah edisi 38 Tahun I.
Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
www.almakassari.com/artikel-islam/aqidah/membongkar-kesesatan-doraemon-cs.html
0 komentar:
Posting Komentar