Penulis : Al-
Ustadz Qomar ZA, Lc
Orang yang beriman niscaya
meyakini bahwa setiap peristiwa
diciptakan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan suatu hikmah. Tak
terkecuali turunnya nabi Isa
‘alaihissalam ke muka bumi pada
akhir zaman nanti. Meski
tentunya, dengan keterbatasan
sebagai manusia, kita hanya bisa
mengungkap sebagian saja
hikmah di balik peristiwa
tersebut.
Peristiwa besar turunnya Isa ke
bumi memiliki hikmah yang amat
besar. Para ulama semisal Ibnu
Hajar rahimahullahu dalam
Fathul Bari menyebutkan
beberapa hikmah dari turunnya
Isa ‘alaihissalam di akhir zaman.
Di antara hikmah yang
terpenting:
1. Membantah klaim Yahudi
bahwa merekalah yang
membunuh Isa, menyalibnya,
dan anggapan bahwa yang
disalib adalah orang terlaknat.
Dengan turunnya Isa, kenyataan
justru membuktikan bahwa Nabi
Isa-lah yang membunuh Yahudi
sekaligus pemimpin mereka yakni
Dajjal, sebagaimana akan
disinggung nanti.
2. Membantah orang-orang
Nasrani yang menuhankan Isa,
menolak agama Islam,
mengagungkan salib, dan
menghalalkan babi. Di mana
nantinya justru Nabi Isa
mengajak kepada Islam,
memerangi orang agar masuk
Islam, berhukum dengan syariat
Islam, tidak menerima dari ahlul
kitab kecuali Islam, tidak lagi
menerima jizyah, salib akan ia
hancurkan dan babi akan ia
bunuh. Pada akhirnya ia akan
wafat sebagaimana manusia
biasa, bukan Tuhan atau anak
Tuhan, atau salah satu dari
Tuhan yang tiga.
Sifat Turunnya Nabi Isa
‘alaihissalam dan
Pembunuhannya Terhadap Dajjal
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengisahkan dalam haditsnya:
“(Lalu Dajjal datang ke gunung
Iliya, sehingga ia mengepung
sekelompok dari kaum
muslimin). (Maka kaum muslimin
diliputi rasa takut yang sangat),
(sehingga orang-orang lari dari
Dajjal menuju gunung-gunung).”
Ummu Syuraik mengatakan:
“Wahai Rasulllah, di mana
orang-orang Arab ketika itu?”
Beliau menjawab: “Mereka ketika
itu sedikit dan imam mereka
seorang lelaki
shalih.” [Rasulullah mengatakan:
“Al-Mahdi dari kami, ahlul bait
(dari anak keturunan
Fathimah).”] (Allah
menyiapkannya dalam waktu
semalam) (namanya sesuai
dengan namaku, dan nama
ayahnya sesuai dengan nama
ayahku) (dahinya lebar dan
hidungnya mancung), (ia
memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana
sebelumnya dipenuhi dengan
kecurangan dan kezhaliman), (ia
berkuasa selama tujuh tahun).”
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Dua kelompok
dari umatku yang Allah lindungi
mereka dari neraka. Satu
kelompok memerangi India dan
satu kelompok bersama Isa bin
Maryam.”
Beliau juga mengatakan:
”Barangsiapa di antara kalian
yang mendapati Isa,
sampaikanlah salam dariku.
Maka tatkala imam mereka
hendak maju untuk mengimami
mereka shalat Shubuh, tiba-tiba
turun kepada mereka (dari
langit) Isa bin Maryam di
manaratul baidha (menara
putih), sebelah timur Damaskus1
di antara dua pakaian yang
dicelup dengan wewangian
Za’faran. Ia letakkan dua telapak
tangannya di atas sayap-sayap
malaikat. Bila ia menganggukkan
kepalanya, maka menetes. Dan
bila ia angkat berjatuhan darinya
butir-butir perak layaknya
permata. Sehingga tidak halal
bagi seorang kafir yang
mendapati desah nafasnya
kecuali ia akan mati, padahal
desah nafasnya berakhir sejauh
pandangannya2. Tidak ada
antara aku dengan dia nabi –
yakni Isa– dan ia pasti turun.
Dan bila kalian melihatnya maka
ketahuilah dia seorang lelaki
yang tingginya sedang, agak
merah dan putih, antara dua
pakaian yang berwarna agak
kuning, seakan-akan kepalanya
meneteskan air, walaupun tidak
basah, lalu ia memerangi
manusia agar masuk Islam,
menghancurkan salib,
membunuh babi, menghilangkan
jizyah, dan pada masanya Allah
hancurkan agama-agama
seluruhnya kecuali Islam.” Dan
beliau bersabda: “Bagaimana
kalian bila putra Maryam turun
di tengah-tengah kalian sedang
imam kalian (dalam riwayat lain:
dan ia mengimami kalian) dari
kalian?” Ibnu Abi Dzi`b (salah
seorang rawi hadits, pent.)
mengatakan (kepada Al-Walid
bin Muslim, rawi hadits yang lain,
pent.): “Kamu tahu apa
maksudnya ‘ia mengimami kalian
dari kalian?’ Aku katakan: ‘Kamu
beritahukan kepadaku?’ Ibnu Abi
Dzi`b menjawab: ‘Ia memimpin
kalian dengan kitab Rabb kalian
dan Sunnah Nabi kalian’.”
Maka imam tersebut berjalan
mundur agar Isa maju. (Lalu dia
katakan: “Kemarilah, imamilah
kami”). Maka Nabi Isa
meletakkan tangannya di antara
dua pundaknya dan mengatakan
kepadanya: (“Tidak,
sesungguhnya sebagian kalian
pemimpin atas sebagian yang
lain, sebagai kemuliaan Allah
atas umat ini”). Maka imam
tersebut maju dan imam mereka
tetap shalat bersama mereka.
(Kemudian datanglah Dajjal ke
gunung Iliya, sehingga ia
mengepung sekelompok kaum
muslimin. Maka pemimpin
mereka mengatakan: “Apa yang
kalian tunggu dari thaghut ini
kecuali kalian perangi dia
sehingga kalian bertemu Allah,
atau kalian diberi kemenangan.”
Mereka pun berencana
memeranginya jika mereka
masuk waktu pagi.) (Tatkala
mereka menyiapkan untuk
berperang dan meluruskan shaf-
shaf, lalu dikumandangkan
iqamat shalat) (subuh). Pada
waktu itu mereka bersama
dengan Isa bin Maryam),
(sehingga Isa mengimami
mereka, maka bila ia angkat
kepalanya dari ruku’nya
mengatakan: “Sami’allahu liman
hamidah, (semoga Allah bunuh
Al-Masih Ad-Dajjal dan kaum
muslimin menang).” Begitu
selesai shalat, ia mengatakan:
“Bukalah pintu,” sehingga pintu
dibuka dan Dajjal melihat beliau.
Bersama dia ada 70.000 orang
Yahudi. Semuanya memiliki
pedang yang berhias dan jubah
hijau3, (lalu Isa mengejarnya)
(sehingga ia pergi dengan
tombaknya menuju Dajjal.)
Sehingga bila Dajjal melihatnya,
ia meleleh sebagaimana
melelehnya garam di dalam air.
(Seandainya beliau biarkan,
tentu ia akan meleleh terus
sampai mati. Akan tetapi Allah
membunuh Dajjal dengan
tangan Isa, sehingga Ia
perlihatkan darahnya di
tombaknya.) Ia tangkap Dajjal di
Bab (pintu) Ludd sebelah timur,
sehingga Isa membunuh dia.
Maka Allah membinasakan Dajjal
di Aqabah (tempat mendaki yang
susah) Afyaq). Allah kalahkan
Yahudi dan (kaum muslimin
menguasai mereka) (dan
membunuh mereka) sehingga
tidak ada sesuatu pun dari apa
yang Allah ciptakan yang dipakai
sembunyi orang Yahudi kecuali
Allah berikan kepadanya
kemampuan untuk bicara baik
itu batu, pohon, tembok, atau
binatang –kecuali pohon
gharqad, karena itu adalah
pohon mereka, ia tidak bicara–
kecuali akan mengatakan:
“Wahai hamba Allah muslim, ini
Yahudi di belakangku. Kemari,
bunuhlah dia.” Kemudian
tetaplah manusia setelahnya
selama tujuh tahun, tidak ada
permusuhan antara dua orang …
Lalu Allah utus Ya`juj dan
Ma`juj….”4
Kondisi Alam di Masa Turunnya
Isa
Setelah Allah Subhanahu wa
Ta’ala binasakan kaum Ya`juj
dan Ma`juj, Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menerangkan:
“Lalu Allah mengirim hujan.
Tidak dapat menghindar darinya
satu rumah pun, rumah dari
tanah liat maupun dari bulu5.
Sehingga Allah Subhanahu wa
Ta’ala membasuh bumi ini
sampai menjadi seperti cermin.
Lalu diperintahkan kepada bumi:
“Tumbuhkan buah-buahanmu
dan kembalikanlah
keberkahanmu.” Sehingga pada
masa itu sekumpulan manusia
cukup memakan satu buah
delima dan mereka dapat
bernaung dari kulitnya, serta
diberkahi susu mereka. Sampai-
sampai satu ekor onta betina
yang banyak susunya mencukupi
sekian kabilah manusia. Satu sapi
betina yang banyak susunya
mencukupi satu kabilah. Satu
ekor kambing betina yang
banyak susunya mencukupi 1
kabilah kecil6, dan satu sapi
jantan harganya sekian dari
harta, serta satu ekor kuda
hanya beberapa dirham.
(Nabi bersabda: “Sangat
beruntung kehidupan setelah
turunnya Al-Masih. Sangat
beruntung kehidupan setelah Al-
Masih. Langit diberi ijin untuk
menurunkan hujan. Bumi diberi
ijin untuk menumbuhkan
tumbuhan, sampai seandainya
engkau tabur biji di batu yang
halus niscaya akan tumbuh. Dan
tidak ada kekikiran. Tidak ada
kedengkian, dan kebencian),
serta setiap binatang yang
berbisa dihilangkan bisanya, (dan
terwujudlah keamanan di muka
bumi. Sehingga harimau-harimau
dapat bergembala bersama onta.
Macan bersama sapi. Dan
serigala bersama kambing.
Bahkan anak-anak bermain ular
dan tidak membahayakan
mereka7, sampai-sampai bayi
memasukkan tangan kepada
ular dan tidak menggigitnya. Dan
bayi perempuan membuka
mulut harimau untuk melihat
giginya, namun harimau itu tidak
mencelakainya. Dan serigala
berada di tengah-tengah
kambing seolah-olah ia sebagai
anjing penjaganya. Bumi
dipenuhi kedamaian seperti
dipenuhinya bejana dengan air.
Kata-kata mereka satu (sepakat)
sehingga tidak ada yang
diibadahi selain Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Peperangan
meletakkan bebannya, bangsa
Quraisy mengambil kerajaannya,
(lalu dikatakan: ‘Bumi menjadi
semacam bejana yang terbuat
dari perak (yakni hidangan) yang
mengeluarkan tumbuhan,
tumbuhannya sama di masa
Adam’).”
Masa Tinggalnya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan: (Lalu Isa tinggal di
bumi selama 40 tahun.
Kemudian Allah Subhanahu wa
Ta’ala wafatkan beliau. Kaum
muslimin kemudian
menyalatinya)8. Dalam keadaan
seperti itu, Allah Subhanahu wa
Ta’ala mengutus angin (yang
dingin dari arah Syam) sehingga
menerpa mereka dari bawah
ketiak-ketiak mereka dan
mencabut roh setiap mukmin
dan muslim.9 (Dalam hadits Ibnu
‘Amr: “Tidak tersisa lagi di muka
bumi seorang pun yang terdapat
dalam qalbunya seberat semut
dari keimanan kecuali angin itu
mencabutnya, walaupun
seseorang di antara mereka
berada pada tengah-tengah
gunung, tentu angin itu akan
menerpanya), dan tersisalah
sejelek-jelek manusia….
Perhatian:
Terdapat riwayat lain yang
menunjukkan bahwa masa
tinggalnya adalah tujuh tahun
seperti dalam riwayat Muslim
dari Abdullah bin ‘Amr
radhiyallahu 'anhuma (bab
Dzikru Ad-Dajjal).
Untuk mengompromikan dua
riwayat itu, maka disimpulkan
bahwa tujuh tahun itu adalah
masa tinggalnya setelah
turunnya, sedang umurnya saat
diangkat ke langit adalah 33
tahun menurut pendapat yang
masyhur. (Asyrathus Sa’ah hal.
364)
Wallahu a’lam bish shawab.
1 Ibnu Katsir rahimahullahu
mengatakan: “Sebelah timur
masjid Jami’ Damaskus.” (An-
Nihayah fil Fitan wal Malahim)
2 Shahih, HR. Muslim dan yang
lain, lihat Qishshatul
Masihiddajjal wa Nuzul ‘Isa hal.
10.
3 Lihat An-Nihayah, 2/432.
4 Susunan kisah ini kami nukil
dari buku Qishshatul Masihid
Dajjal wa Nuzul ‘Isa karya Asy-
Syaikh Al-Albani rahimahullahu,
di mana beliau pilih hadits-hadits
yang shahih, lalu beliau
gabungkan dan susun masing-
masing sesuai pada tempatnya.
Sehingga bagi yang hendak
memeriksa sumber-sumbernya
dalam literatur hadits, silahkan
merujuk kepada buku tersebut.
5 Rumah dari tanah maksudnya
adalah rumah orang-orang yang
menetap, di mana rumahnya
permanen. Sedangkan rumah
dari bulu adalah rumah orang-
orang padang pasir.
Penghidupan mereka dari
gembalaan. Mereka membuat
rumah dari bulu-bulu onta,
kelinci, kambing, dan
semacamnya.
6 Shahih, HR. Muslim dan yang
lain. Lihat Qishshatul Masihid
Dajjal wa Nuzul Isa hal. 10.
7 Shahih, HR. Abu Dawud,
Ahmad, Ibnu Hibban dan yang
lain. Lihat Ash-Shahihah no.
2182, Qishshatul Masihid Dajjal
wa Nuzul Isa hal. 31.
8 Shahih, HR. Abu Dawud,
Ahmad, Ibnu Hibban, dan yang
lain. Lihat Ash-Shahihah no.
2182, Qishshatul Masihid Dajjal
wa Nuzul Isa hal. 31.
9 Shahih, HR. Muslim dan yang
lain. Lihat Qishshatul Masihid
Dajjal wa Nuzul Isa hal.10.
Sumber:
www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=554
0 komentar:
Posting Komentar